Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMILU PRANCIS: Macron Menang Karena Warga Prancis Menolak Le Pen?

Sebagian warga Prancis mengabaikan seruan populisme sayap kanan anti-Uni Eropa dan memilih Emmanuel Macron sebagai presiden berikutnya, seorang tokoh politik moderat yang berjanji untuk menghidupkan kembali Prancis.
Presiden Prancis Emmanuel Macron/Reuters
Presiden Prancis Emmanuel Macron/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Sebagian warga Prancis mengabaikan seruan populisme sayap kanan anti-Uni Eropa dan memilih Emmanuel Macron sebagai presiden berikutnya, sebagai seorang tokoh politik moderat yang berjanji untuk menghidupkan kembali Prancis.

Kemenangan Macron atas kandidat Front Nasional, Marine, Le Pen, memperkuat Uni Eropa dan memukul gelombang populis yang telah mengguncang negara-negara demokrasi barat selama setahun terakhir.

Dengan dukungan yang tegas dari persatuan Eropa, Macron berpidato di tengah pesta kemenangan di Louvre Museum Paris pada Minggu (7/5) malam waktu setempat yang bertemakan "Ode to Joy", lagu kebangsaan Uni Eropa.

"Tugas yang menanti kita, sesama warga, sangat besar dan akan dimulai besok," kata Macron seraya ribuan pendukung bersorak dan melambaikan bendera Prancis.

Kemenangan Macron ini sekaligus memberikan tantangan untuk memenuhi janji kepada pemilih Prancis yang bukan pendukungnya, termasuk reformasi dua institusi yang secara khusus menolak terhadap perubahan: Uni Eropa dan birokrasi Prancis.

Pada usia 39, Macron akan menjadi pemimpin termuda Prancis sejak Napoleon, saat dia dilantik, dan pemilihannya membuat sebuah kebangkitan yang menakjubkan.

Hasil pemungutan suara hari Minggu kemarin akan memiliki implikasi yang mendalam, tidak hanya untuk 67 juta warga Prancis, tetapi juga untuk masa depan Eropa dan kondisi politik di seluruh belahan dunia Barat.

Terlepas dari kemenangannya, jajak pendapat pra-pemilu menunjukkan bahwa sebagian besar pendukung Macron memilihnya lebih karena mereka tidak menyukai Le Pen, bukan karena mendukung Macron.

Hal itu tercermin pada saat pemilihan hari Minggu, dengan para pemilih di Paris yang sangat pro-Macron mengatakan bahwa mereka lebih merasa pasrah dibandingkan gembira.

"Di satu sisi kita memiliki partai kanan yang akan membawa kita langsung ke bencana. Di sisi lain, kita memiliki satu-satunya pilihan yang paling masuk akal,"  kata Gilbert Cohen, seorang insinyur berusia 82 tahun yang telah pensiun yang ikut memberikan suaranya.

Setelah dua kemenangan populis pada 2016, dengan Brexit di Inggris dan Donald Trump di Amerika Serikat, Pemungutan suara Prancis ini dipandang sebagai ujian apakah kubu politik arus utama dapat memukul mundur arus populis.

Seperti dikutip Washington Post, banyak pemimpin arus utama Eropa memberi selamat kepada Macron setelah berhasil melaju ke putaran kedua dalam pemungutan suara bulan lalu. Dukungan tersebut di luar dari protokol kepresidenan dan perdana menteri, yang biasanya tidak ikut campur dalam pemilihan umum di negara lain.

Namun, mereka mencerminkan kecondongan pilihan yang dihadapi Prancis. Kemenangan Le Pen dipandang sebagai pukulan mematikan yang mungkin terjadi di pasar pada upaya selama bertahun-tahun untuk membuat Eropa bersatu, dengan upaya pemimpin Front Nasional tersebut untuk membuat Prancis keluar dari Uni Eropa.

Mantan presiden Barack Obama mengungkapkan dukungannya terhadap Macron, dan politisi muda Prancis tersebut tampaknya berusaha meniru keajaiban kampanye Obama tahun 2008 dengan pidato-pidato yang mengangkat harapan, perubahan dan persatuan, merinci banyak rencana kebijakannya.

Sementara itu, Presiden Donald Trump mengucapkan selamat kepada Macron pada pukul 15.00 waktu Washington pada akun Tweitternya.

Presiden Trump sebelumnya mengatakan bahwa Le Pen adalah "yang terkuat di perbatasan dan dia adalah yang terkuat untuk menghadapi apa yang sedang terjadi di Prancis." 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper