Bisnis.com, SEMARANG — Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan tingkat pengangguran terbuka di Jawa Tengah menurun.
Pada Februari 2017 hanya 4,15% menurun 0,05 poin dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,20%. Melihat rekam jejak pengangguran di provinsi tersebut, penurunan bisa ditekan secara bertahap setidaknya sejak 2011.
Pada Februari 2011 persentasenya mencapai 6,18%. Pada kurun waktu 2011 hingga 2017 angka pengangguran tertinggi ada pada Agustus 2011 yang mencapai 7,07%.
Sejak itu, angkanya terus berhasil ditekan. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah Margo Yuwono mengatakan secara makro tren pengangguran bisa ditekan sebagai keberhasilan dari pembangunan.
"Untuk menjaga kesejahteraan pengangguran dan yang setengah menganggur itu harus diurus. Tren pengangguran menurun menunjukan pembangunan jangka panjang itu berhasil" ujarnya, Jumat (5/5).
Di sisi lain, pada periode tersebut menurutnya jumlah pengangguran di kota lebih besar dibandingkan dengan desa. Kendati demikian, penurunan pengangguran terbesar terjadi di kota bukan di desa.
"Hal itu menunjukan geliat ekonomi masih terpusat di kota," imbuhnya.