Kabar24.com, SURABAYA - Bisnis properti di Surabaya diperkirakan tetap tumbuh dengan baik meskipun permintaan perumahan secara umum masih melambat akibat terdampak kondisi ekonomi global.
Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Pemukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Jawa Timur Soepratno mengatakan keyakinan tersebut berdasarkan masih banyaknya kaum pendatang yang berasal dari luar Surabaya untuk bekerja di kota Pahlawan.
“Dari data Dinas Kependudukan Surabaya sepanjang 2016 ada 36.000 orang yang mengganti KTP-nya menjadi KTP Surabaya. Ini artinya perbulan rata-rata ada 3.000 orang dan kalau 10%-nya berpenghasilan baik, 300 orang ini butuh rumah. Surabaya menjadi ceruk pasar yang tumbuh selain kota penyangga,” ujarnya di Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis (4/5/2017).
Dia menyatakan tren kebutuhan rumah masyarakat di Surabaya mulai beralih ke apartemen karena tanah di kota ini sudah tidak memungkinkan untuk rumah tapak atau landed house. Meski demikian, dia menilai rumah tapak memiliki nilai lebih karena masyarakat bisa lebih bersosialisasi daripada tinggal di apartemen.
Saat ini, untuk rumah murah, daerah yang masih berpotensi dikembangkan adalah daerah utara Surabaya, yakni Bangkalan, Madura. Soepratno mengatakan jarak tempuh Bangkalan ke Surabaya sekitar 10 menit hingga 15 menit melalui Jembatan Suramadu. Tanahnya pun masih memungkinkan untuk dikembangkan kawasan perumahan bersubsidi.
Sebelumnya, Rudy Harsono, Project Director Grand Sungkono Lagoon, menuturkan pasar properti, khususnya apartemen, masih menjanjikan di Surabaya. Salah satunya karena faktor ketersediaan lahan yang semakin menyusut tidak sebanding dengan kebutuhan masyarakat.
Saat ini pihaknya melihat masyarakat Surabaya mulai memercayakan investasi mereka di sektor properti, sebagai pilihan selain investasi di instrumen keuangan. "Pembeli Grand Sungkono Lagoon lebih banyak dari Surabaya, sekitar 80%-nya. Saat ini tower kedua sudah terjual 85%," ujarnya.
Grand Sungkono Lagoon merupakan proyek PT PP Properti Tbk yang terletak di kawasan Surabaya Barat. Proyek ini nantinya akan terdiri dari empat tower residential, satu mal, dan satu hotel. Untuk tower pertama terdiri dari 516 unit dan tower kedua 521 unit.
Rudy menyatakan saat ini memang masyarakat masih cenderung memilih landed house dibandingkan dengan apartemen. Namun, dengan semakin sedikitnya lahan dan naiknya harga tanah, masyarakat akan memilih apartemen sebagai investasi ke depan.
Selain itu, dia juga menyebutkan jika pemilik apartemen menyewakan propertinya, harga sewa bisa mencapai 8% hingga 10% dari harga apartemen. Sedangkan untuk landed house, nilai sewa hanya sekitar 2% dari harga properti. Jadi, dia yakin potensi pasar apartemen masih besar.