Bisnis.com, JAKARTA - Pemanfaatan sosial media dalam proses perekrutan karyawan atau social recruitment mulai menjadi tren di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Feon Ang, Vice President Talent and Learning Solutions LinkedIn untuk wilayah Asia Pasifik mengatakan social recruitment telah menjadi hal yang lumrah di berbagai negara maju seperti Amerika Serikat, Australia, dan Singapura. Adapun untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia, praktik ini tengah menikmati perkembangannya.
Ang menuturkan saat ini tantangannya tidak semata mencari tetapi juga mendapatkan kandidat yang berkualitas. “[Pertanyaannya] bagaimana pemanfaatan media sosial yang efektif guna menjamin supply kandidat berkualitas?,” ujarnya, Selasa (2/5).
Perkembangan ini mendorong adanya perubahan paradigma dari peran perekrut di perusahaan. Hasil penelitian LinkedIn bertajuk ‘Sebuah Panduan Praktis untuk Social Recruiting’ mengungkap bahwa keberhasilan perekrut dinilai dari tingkat kualitas kandidat yang dipikat serta tingkat kepuasan dari manajer perekrutan.
Laporan penelitian yang dilakukan LinkedIn terhadap koresponden di berbagai negara di Asia Tenggara dan Hong Kong menemukan dampak negatif yang dirasakan oleh perekrut ketika tidak memanfaatkan social recruitment. Sebanyak 51% koresponden mengatakan bahwa mereka membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengisi suatu posisi ketika tidak memanfaatkan teknik tersebut, sedangkan 38% koresponden mengatakan bahwa sulit untuk mendapatkan kandidat yang berkualitas.
Perkembangan tren social recruitment ini bukan tanpa sebab. Menurut Ang, para petinggi dan ahli HR dari perusahaan lokal serta perusahaan internasional di Asia Pasifik mengaku bahwa mendapatkan dan memastikan supply kandidat berkualitas merupakan hal yang menantang. “Kini semua berlomba-lomba menjemput bola, mendapatkan kandidat berkualitas terbaik di pasar,” tambahnya.
Perlombaan ini memicu para perekrut berusaha lebih keras dan media sosial menjadi salah satu kanal yang dimanfaatkan perekrut untuk berinteraksi langsung dengan kandidat berkualitas. Begitu banyaknya saingan di dalam kanal ini mengharuskan perekrut untuk menjadi lebih kreatif dan efektif untuk dapat memenangkan lomba.