Bisnis.com, TANAH BUMBU, KALSEL - Tepat pukul 20.30 WITA, lampu listrik di area tambang batu bara PT Tunas Inti Abadi (TIA), di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, dimatikan. Suasana gelap gulita pun menyelimuti area pemukiman karyawan perusahaan tambang yang merupakan anak usaha PT Reswara Minergi Hartama tersebut.
Cahaya terang muncul dari konfigurasi lilin yang membentuk angka 60 +. Lilin tersebut disusun di lapangan buku tangkis di area pemukiman karyawan.
Puluhan karyawan PT BIA, Sabtu malam (25/3/2017), turut serta melaksanakan Earth Hour, sebuah gerakan global mematikan lampu listrik selama satu jam sebagai bentuk komitmen melestarikan bumi.
Para karyawan duduk membentuk setengah lingkaran menghadap lilin berbentuk angka 60+. Sesekali gurauan muncul dari beberapa karyawan untuk menghangatkan suasana.
Wakil Ketua Teknik Tambang site tambang Tanah Bumbu PT TIA Irfan Tri Yunanto mengatakan mematikan lampu selama satu jam sebenarnya tidak terlalu signifikan dalam mengurangi biaya energi.
Namun tujuan utama mengikuti kegiatan Earth Hour adalah memperkuat komitmen dalam melestarikan bumi. "Arti plus setelah angka 60 pada simbol Earth Hour adalah kesinambungan dalam menghemat energi," ujarnya.
Untuk itu, dia mengajak seluruh karyawan untuk selalu mematikan lampu dan AC jika tidak diperlukan. Dalam skala korporasi, PT TIA akan terus menjalankan program penanaman pohon untuk mengurangi emisi karbon.
"Kami berharap dengan Earth Hour, anak cucu kita masih bisa menikmati bumi yang asri. Dulu di pagi hari sering turun embun, sekarang jarang. Dulu tidur tidak perlu menyalakan AC, tapi sekarang harus, karena suhu meningkat akibat pemanasan global," tambahnya.
Earth Hour merupakan gerakan global yang diprakarsai oleh the World Wide Fund for Nature (WWF). Gerakan ini mengajak individu, komunitas, rumah tangga dan kalangan bisnis untuk mematikan lampu yang tidak penting selama satu jam mulai pukul 20.30 hingga 21.30.
Selama satu jam, PT TIA mematikan genset utama sehingga aliran listrik ke area perkantoran, pemukiman karyawan dan pelabuhan mati.