Bisnis.com, JAKARTA- Presiden Joko Widodo berharap Kalimantan Utara mengembangkan industri pengolahan hasil tambang, pertanian, dan perkebunan.
Presiden memimpin rapat terbatas soal evaluasi pelaksanaan proyek strategis nasional dan program prioritas Kalimantan Utara (Kaltara) di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/3/2017).
Menurutnya, Kalimantan Utara dapat menggarap hilirisasi industri dengan mengembangkan industri pengolahan hasil hasil tambang serta mengembangkan pertanian dan perkebunan dikaitkan dengan sektor industri pengolahan. Dengan begitu, penciptaan nilai tambah terjadi.
"Untuk percepatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di Kalimantan Utara, perlu didukung konektivitas infrastuktur air bersih dan ketenagalistrikan," kata Jokowi.
Presiden berharap konektivitas revitalisasi Bandara Juwata di Tarakan yang tengah berlangsung segera dituntaskan.
Selain itu, Kepala Negara meminta pemerintah provinsi Kalimantan Utara membenahi daerah yang minim akses air bersih. Terdapat tiga kabupaten yang masih kekurangan akses air bersih, yakni Nunukan, Malinau, dan Tana Tidung.
"Saya juga minta pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan segera dilaksanakan agar rakyat di Kalimantan Utara, terutama yang memiliki industri rumah tangga, mendapat akses listrik yang cukup untuk industri rumah tangga mereka," ujar Presiden.
Meski Kalimantan Utara masih muda usianya, Presiden yakin Kalimantan Utara mampu mengejar pergerakan ekonominya. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Utara yang hanya 3,75% pada 2016, lebih rendah dari rata-rata nasional, menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah. Pertumbuhan ekonomi itu dipengaruhi oleh fluktuasi harga komoditas, terutama hasil tambang di pasar dunia.
Dari sisi lapangan usaha, 24,65% perekonomian Kalimantan Utara disumbang sektor pertambangan, sedangkan 18,09% dikontribusi sektor pertanian.