Kabar24.com, SURABAYA - Keluarga KH Hasyim Muzadi lainnya yang menetap di Surabaya adalah Fajrul Hakam Chozin. Fajrul bercerita, KH Hasyim Muzadi di mata keluarga merupakan figur yang humoris selain menguasai ilmu logika.
Fajrul mengatakan, KH Hasyim Muzadi bisa diterima berbagai golongan masyarakat, seperti kelompok FPI yang diketuai Rizieq Syihab.
Dia mencontohkan, KH Hasyim Muzadi pernah menjawab pertanyaan anggotanya yang membandingkan kepemimpinannya di Nahdlatul Ulama (NU) selalu ribut, sedangkan NU semasa dipimpin Gus Dur tidak pernah ribut.
"Gus Dur dulu memimpin orang seperti saya. Kalau sekarang saya memimpin orang seperti kamu-kamu ini, ya NU selalu ribut," tutur Chozin menirukan ucapan KH Hasyim Muzadi, Sabtu (18/3/2017).
Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Malang Umar Usman mengagumi sosok KH Hasyim Muzadi. Sebab, Hasyim memulai menjadi pengurus NU dari bawah.
"Mulai jadi Ketua Ranting NU Bululawang," kata Umar, Jumat (17/3/2017).
Karena konsistensi dan komitmennya dalam membangun organisasi, perlahan-lahan Hasyim menjadi pengurus cabang, pengurus wilayah, dan Ketua Umum Pengurus Besar NU.
"Beliau contoh kader asli yang berangkat dari bawah," ucapnya.
Selain itu, pandangannya dijadikan acuan. Hasyim mampu menangkap isu nasional dan internasional secara lengkap, termasuk ancaman ekstremis kiri dan kanan yang menjadi pesan terakhir sebelum berpulang.
"Mengenai bahaya ekstremis kiri dan kanan, saya juga mendukung," ujarnya.
Dia berharap semua pihak terlibat mengantisipasi hal itu untuk menjaga persatuan dan kesatuan umat.
Bahkan, Hasyim juga dipercaya menjadi Presiden World Conference on Religion and Peace (WCRP). Kiprah Hasyim, menurut dia, nyata sebagai tokoh perdamaian dan pluralisme.
Hasyim Muzadi mengembuskan napas terakhir pada Kamis (16/3/2017). Dia sempat dirawat di Rumah Sakit Lavalette, Malang, sebelum pindah ke kediamannya. Jenazah Hasyim diberangkatkan dimakamkan di Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok.
Pria kelahiran 8 Agustus 1944 itu sempat mengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang. Dia menuntaskan pendidikannya di Institut Agama Islam Negeri Malang pada 1969.
Hasyim pun sempat mendampingi Megawati Soekarnoputri sebagai calon wakil presiden pada Pemilihan Umum 2004. Mereka kalah oleh pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla di putaran kedua.