Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Turki Larang Pesawat Dubes Belanda Mendarat

Pemerintah Turki menolak pendaratan pesawat yang mengangkut Duta Besar Belanda, Kees Cornelis van Rij dan menghentikan sementara perundingan politik tingkat tinggi dengan Belanda.
Bendera Turki/Reuters
Bendera Turki/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Turki menolak pendaratan pesawat yang mengangkut Duta Besar Belanda, Kees Cornelis van Rij dan menghentikan sementara perundingan politik tingkat tinggi dengan Belanda.

Langkah itu ditempuh sebagai pembalasan terhadap Belanda yang sebelumnya menolak pendaratan pesawat yang membawa Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu. Belanda juga melarang Menteri Urusan Keluarga, Fatma Betul Sayan Kaya memasuki gedung Konsulat Turki di Rotterdam.

"Kami tidak mengizinkan pendaratan pesawat-pesawat yang membawa para diplomat atau utusan Belanda di Turki atau penggunaan wilayah udara kami," ujar Wakil Perdana Menteri Turki, Numan Kurtulmus sebagaimana dikutip BBC.com, Selasa (14/3/2017).

Karena Dubes Van Rij tidak diizinkan masuk Turki, kedutaan besar Belanda di Ankara untuk sementara dipimpin kuasa usaha, ujarnya.

Kurtulmus menambahkan bahwa semua perundingan politik tingkat tinggi akan dihentikan dan parlemen akan diimbau untuk menarik diri dari kelompok persahabatan bilateral Turki-Belanda.

Langkah tersebut akan terus diberlakukan sampai Belanda mengambil tindakan untuk "menganulir aksi-aksinya", kata Kurtulmus.

Sebelumnya, Erdogan mengibaratkan Belanda seperti "republik pisang". Erdogan juga mendesak sejumlah organisasi internasional menerapkan sanksi terhadap Belanda dan menuding negara-negara di Barat bersikap fobia terhadap Islam.

"Saya telah katakan bahwa saya pikir Naziisme telah berakhir, namun saya salah," ujarnya.

Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, menegaskan komentar Erdogan yang menyamakan Belanda dengan Nazi "tidak bisa diterima" dan menuntut Erdogan meminta maaf.

Turki dan Belanda kini berada dalam krisis diplomatik yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Krisis tersebut bermula ketika pemerintah Turki mengirim Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu ke Belanda dengan menggunakan jalur udara tetapi pesawatnya dilarang mendarat.

Setelah itu, Menteri urusan keluarga dan sosial Turki, Fatma Betul Sayan Kaya, mencoba ke Belanda menggunakan jalur darat.

Tapi ketika dia tiba di Belanda, pemerintah Belanda menolak memberikan izin kepada sang menteri untuk memasuki kantor konsulat Turki di Rotterdam. Dia akhirnya dikawal oleh polisi Belanda untuk meninggalkan lokasi dan menuju ke perbatasan Jerman.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper