Kabar24.com, JAKARTA—Perselisihan antara Turki dan Belanda semakin memburuk setelah seorang menteri Turki tidak bisa memasuki gedung konsulat, sehari setelah seorang menteri lainnya dilarang masuk ke Belanda.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dilarang mendarat di Belanda pada Sabtu (11/3) dan pejabat-pejabat Turki kemudian menutup Kedutaan Besar di Belanda, dengan mengatakan pada duta besar negara itu bahwa kehadirannya tidak lagi diinginkan. Perselisihan itu memburuk setelah beberapa pejabat Turki berniat menyampaikan pidato dalam rapat-rapat umum di Eropa.
Sekitar 1.000 demonstran pro-Turki berkumpul di luar konsulat mereka di Rotterdam Minggu (12/3) setelah Menteri Urusan Kebijakan Sosial dan Keluarga Fatma Betul Sayan Kaya dilarang memasuki gedung konsulat setelah tiba di Belanda dari Jerman.
Ia berkeras bahwa Belanda telah melanggar semua aturan hukum, konvensi dan hak asasi internasional dengan tidak membiarkannya masuk. Minggu (12/3) pagi, jaringan NOS menunjukkan gambar-gambar seorang perempuan yang menyampaikan protes, dibawa ke sebuah mobil. Media melaporkan menteri tersebut dikembalikan ke Jerman.
Kantor berita yang dikelola pemerintah Turki kemudian mengatakan Fatma meninggalkan kawasan konsulat dengan penjagaan polisi.