Bisnis.com,BATANG — Petani terdampak proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU Batang menyiapkan proses panen padi di area lahan seluas 32 hektare.
Petani asal Karanggeneng Batang Kasmudi, mengatakan padi yang telah ditanam sekitar 3 bulan lalu akan panen pada bulan depan. Namun demikian, pihaknya belum bisa menentukan berapa kuintal hasil dari panen tersebut.
“Saya belum tahu berapa kuintal [hasil panen padi]. Ini saya pantau terus supaya tidak dimakan hama,” paparnya saat ditanya Bisnis.com di lokasi, Kamis (9/3).
Kasmudi merupakan salah satu dari ratusan petani penggarap yang mendapat lahan pengganti di Desa Sembojo Kecamatan Tulis, Batang. Dia mendapatkan lahan pengganti seluas 1.200 meter persegi (m2) dengan bantuan bibit padi dari PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) kerjasama dengan universitas ternama di Indonesia.
Bagus Donadoni, pendamping dari BPI, mengatakan ada petani yang sudah satu kali panen dengan luasan lahan rerata per petak atau seluas 1.200 m2 sebanyak 3 kuintal -5 kuintal. Dia mengatakan lahan pengganti bagi petani terdampak PLTU berkapasitas 2 X 1.000 MW terbagi menjadi dua yakni area A dan area B.
“Area A untuk lahan padi, dan area B untuk palawija. Pengolahannya secara bertahap,” paparnya.
Dia mengatakan pendampingan kepada petani juga dilakukan dengan menggandeng konsultan dari universitas. Untuk kali pertama tanam, katanya, PT BPI membantu semua kebutuhan mulai dari bibit hingga peralatan kebutuhan petani.
“Kami sarankan untuk pola tanam jajar legowo, biar hasil panen maksimal,” terangnya.
Dalam kesempatan terpisah, Presiden Direktur BPI, Takashi Irie mengatakan sejak awal, BPI berkomitmen penuh untuk mematuhi dan menghormati aturan yang berlaku.
Kami juga menyediakan lahan pengganti untuk digarap, karena bukan hanya memberikan cash tapi juga support untuk masyarakat bisa mendapatkan alternatif pekerjaan baru," ujar Irie.
Kompensasi sosial tersebut berbentuk bantuan dana tunai yang diberikan kepada petani penggarap dan buruh tani yang terdampak pembangunan PLTU Batang. Serta memberikan lahan seluas 32 hektare (ha) bagi petani penggarap yang lahan tempat bekerjanya terkena dampak pembebasan lahan PLTU Jawa Tengah. Lahan pengganti tersebut selanjutnya telah dibagi rata kepada 218 petani penggarap terdampak di mana setiap petani mendapat lahan garapan sekitar 1.200 meter persegi (m2).
Sejak dokumen AMDAL PLTU Jawa Tengah berkapasitas 2 x 1.000 MW diperoleh, dia mengatakan BPI berkomitmen penuh untuk mengurangi, meminimalisir dan melakukan mitigasi dampak yang ditimbulkan dari kegiatan pembangunan dan operasional PLTU.
Selain kepada masyarakat sekitar, katanya, upaya meminimalisasi dampak lingkungan, PLTU Jawa Tengah menggunakan teknologi Ultra-Super Critical yang ramah lingkungan dan efisien. Penggunaan teknologi terbaru di PLTU Jawa Tengah ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi pengembangan pembangkit listrik di Indonesia lainnya.