Kabar24.com, JAKARTA—Militer AS mulai memasang sistem pertahanan rudal jenis Terminal High-Altitude Area Defense System (Thaad) di Korea Selatan.
Sistem itu dirancang untuk mempertahankan diri dari ancaman Korea Utara dengan kemampuan menembak rudal berdaya jangkau rendah dan menengah yang sedang mengudara.
Pemasangan sistem tersebut dilakukan sehari setelah Korut meluncurkan empat rudal balistik yang dinilai telah melanggar sanksi internasional sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Selasa (7/3/2017).
Namun rencana pemasangan tersebut menimbulkan kecemasan banyak kalangan di Korea Utara maupun Selatan selain sejumlah wilayah sekitarnya.
China geram akan apa yang dipandangnya sebagai pelanggaran batas oleh kekuatan militer AS. Sedangkan banyak warga Korea Selatan yakin bahwa sistem pertahanan itu akan menjadi target karena membahayakan orang-orang yang tinggal di sekitar lokasi latihan militer.
Jumat lalu (3/3/2017), Pyongyang mengancam akan menembakkan rudal sebagai respons dimulainya pelatihan militer AS-Korea Selatan. Latihan bersama yang diadakan setiap tahun itu membuat Korut panas dan menganggapnya sebagai persiapan invasi dari Selatan.
Kemarin Korut menembakkan empat rudal dari wilayah Tongchang-ri, dekat perbatasan China. Jenis proyektil yang digunakan belum jelas, namun tiga rudal terbang sejauh 1000 km dan jatuh di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Jepang.
Laksamana Herry Harris, komandan Komando Pasifik Selatan, mengatakan peluncuran tersebut mengonfirmasi "kebijaksanaan keputusan aliansi kami tahun lalu untuk memasang Thaad di Korea Selatan."
Pemasangan itu disetujui pada masa jabatan Presiden Barack Obama. Akan tetapi Harris mengatakan AS akan "dengan tegas menghormati komitmen aliansi dengan Selatan dan siap mempertahankan diri, Tanah Air Amerika, dan sekutu kami."
AS memiliki sekitar 24.000 personel militer yang berbasis di Korea Selatan.
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan ia dan Presiden AS Donald Trump setuju bahwa peluncuran rudal Korut "jelas merupakan tantangan bagi komunitas kawasan dan internasional.'
Mereka sepakat bahwa ancaman dari Korea Utara telah 'memasuki fase baru,' kata Abe.
Korea Utara berulang kali mengatakan program rudal dan luar angkasanya dibangun untuk perdamaian, namun negara itu diyakini tengah mengembangkan rudal balistik antarbenua yang dapat menyerang AS.
Korut juga menguji coba lima perangkat nuklir, namun kebanyakan pengamat yakin mereka masih jauh untuk mampu melakukan miniaturisasi hulu ledak nuklir sehingga dapat diangkut oleh rudal.