Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SMK Teknik Ketenagalistrikan Swasta Pertama di Indonesia Akan Didirikan

-PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (Saratoga) mendukung Yayasan Ora et Labora dalam melaksanakan pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Teknik Ketenagalistrikan yang pertama di Indonesia.
Kerjasama Saratoga dengan Yayasan Ora et Labora/dokumentasi
Kerjasama Saratoga dengan Yayasan Ora et Labora/dokumentasi

Kabar24.com, JAKARTA-PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (Saratoga) mendukung Yayasan Ora et Labora dalam melaksanakan pembangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Program Teknik Ketenagalistrikan yang pertama di Indonesia.

Kegiatan ini ditandai dengan peletakan batu pertama (groundbreaking)  yang dilaksanakan hari ini di wilayah Tangerang Selatan. Inisiatif Saratoga bersama Ora et Labora (OeL) ini merupakan upaya konkret untuk mendukung pemerintah dalam mewujudkan program listrik 35.000 Megawatt.

Direktur PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. Jerry Ngo menjelaskan inisiatif Saratoga dalam program ini karena adanya kebutuhan yang semakin meningkat akan tenaga kerja terampil di sektor pembangkit tenaga listrik.

Program ini juga sejalan dengan pilar tanggung jawab sosial Saratoga yang salah satunya berfokus pada pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (Human Capital Development). Investasi di bidang pendidikan akan menciptakan masyarakat yang lebih berkualitas dan dapat berkontribusi positif terhadap pembangunan negara.

“Saratoga melalui perusahaan investasinya yang bergerak di bidang ketenagalistrikan dan industri pembangkit tenaga listrik secara umum ikut berperan aktif dalam menciptakan kurikulum dan pemantauan proses pembelajaran di SMK Teknik Ketenagalistrikan Ora et Labora untuk memastikan program yang dijalankan dan lulusan-lulusannya sesuai dengan kebutuhan sektor pembangkit tenaga listrik," ujar Jerry. 

Dia mengatakan keterlibatan perusahaan investasi Saratoga akan diperluas dengan lebih banyak kemitraan dengan perusahaan lain di sektor pembangkit tenaga listrik. Kurikulum yang akan diterapkan berbasis industri dengan sarana pelatihan menggunakan peralatan industri yang mendekati sebenarnya. Selain itu siswa akan mendapatkan sertifikat dari pemerintah dan pelaku industri yang akan bermitra dengan SMK OeL untuk meningkatan standar kualitas mereka

Jerry juga menambahkan bahwa sebagai perusahaan investasi aktif di Indonesia Saratoga ingin mengambil peran di depan dalam mempersiapkan tenaga-tenaga terdidik berkualitas di sektor kelistrikan. “Kami percaya dengan standar dan kualitas tenaga pengajar dan kurikulum yang dijalankan, SMK ini akan menjadi salah satu yang terbaik dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat,” tambahnya.

SMK ini diharapkan dapat memenuhi permintaan industri yang semakin meningkat akan operator terlatih dan berkualitas, termasuk dari grup Saratoga terdapat beberapa perusahaan investasi yang membutuhkan tenaga kerja terampil ini, seperti Adaro Power (salah satu anak perusahaan di Adaro Energy), Medco Power Indonesia, Paiton Energy dan Tenaga Listrik Gorontalo. Saratoga adalah salah satu grup perusahaan investasi terbesar yang berinvestasi di sektor pembangkit listrik.

Ketua Yayasan Ora et Labora, Sandi Rahajumenjelaskan pendirian SMK Program Teknik Ketenagalistrikan Ora et Labora ini merupakan langkah penting untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) berkualitas di sektor ketenagalistrikan, khususnya keahlian pembangkit tenaga listrik (power plant). Apalagi dengan kebutuhan listrik nasional yang terus meningkat, ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang memahami dan menguasai sektor kelistrikan menjadi sangat penting.

Sejalan dengan program listrik pemerintah 35 ribu MW, kebutuhan SDM di bidang kelistrikan sangat besar. Pemerintah memperkirakan kebutuhan tenaga profesional di bidang kelistrikan mencapai 3,65 juta orang. Melalui proyek-proyek pembangunan pembangkit listrik, kebutuhan tenaga kerja tidak langsung mencapai sekitar 3 juta orang dan tenaga kerja langsung sebanyak 650 ribu orang.

“Kami bersyukur SMK Program Teknik Ketenagalistrikan hasil kerjasama antara Yayasan Ora et Labora dan Saratoga ini akan segera terwujud. SMK ini akan terbuka untuk umum dan semoga dapat menjadi bagian dari solusi pemerintah dalam memperkuat sektor kelistrikan di Indonesia,” jelas Sandi di Tangerang (01/03).

Menurut Sandi, sistem pendidikan di SMK Program Teknik Ketenagalistrikan Ora et Labora ini akan terbagi menjadi dua program. Pertama program SMK vokasional-teknik yang akan dilaksanakan mulai tahun ajaran 2017/2018 pada Juli 2017 dan ‘On Board Training’ yang akan dilaksanakan pada tahun 2018 dengan jangka waktu 6-8 bulan. Peserta didik akan direkrut dari perusahaan pembangkit listrik yang mencakup semua pelaku industri.

Pada tahun pertama ini, SMK Program Teknik Ketenagalistrikan Ora et Labora akan mulai membuka pendaftaran untuk satu kelas dengan siswa yang akan menjalani pendidikan selama empat tahun setara Diploma I. Pada tahun kedua akan ditambah menjadi dua kelas dan selanjutnya diharapkan akan dapat terus berkembang menampung lebih banyak siswa.

Untuk menjamin mutu lulusan SMK ini, Yayasan Ora et Labora juga bekerja sama dengan Swiss German University (SGU) menghadirkan pengajar-pengajar yang kompeten dan kredibel di bidangnya. Sementara untuk pelatihan teknis kelistrikan, Ora et Labora juga menggandeng Central Industrial Technology Enterprise (CITE), sebuah lembaga berbasis industri dan berorientasi sosial yang teruji di dunia.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Ora et Labora Edwin Soeryadjaya menjelaskan pendirian sekolah menengah kejuruan seperti SMK Khusus Ketenagalistrikan Ora et Labora ini merupakan wujud kolaborasi antara sektor pendidikan dan korporasi juga pemerintah, yang dapat menjembatani pemahaman antara teori di sekolah dan penerapannya di lapangan, sehingga lulusan dari SMK ini dapat menjadi sumber daya yang berkualitas dan siap memasuki dunia kerja segera setelah mereka lulus.

“Kami berharap konsep kolaborasi sektor pendidikan dan korporasi ini dapat menjadi acuan bagi para pelaku industri lainnya, agar mereka mendukung program ini, sehingga semakin banyak kontribusi yang diberikan, khususnya di sektor kelistrikan dan sektor-sektor lain agar mereka mengambil langkah yang sama dan kita semua dapat berkontribusi kepada pembangunan bangsa,” tutup Edwin.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper