Kabar24.com, JAKARTA— Pertumbuhan industri Konstruksi di Inggris mengalami perlambatan pascaBrexit.
Namun, hal itu tidak berpengaruh terhadap sikap perusahaan konstruksi yang optimis bahwa pertumbuhan bisnis konstruksi akan melesat selama setahun kedepan.
Survei CIPS menunjukkan Inggris mengalami menurunan drastis di angka 52,2 pada Januari dibandingkan dengan sembilan bulan sebelumnya hingga Desember yang berada di angka 54,2.
Indeks tersebut juga menunjukkan adanya pelonjakan harga bahan baku impor sejak Agustus silam setelah Inggris meninggalkan Uni Eropa.
“Ada kecenderungan positif dalam hal perekrutan staf dan optimisme bisnis meningkat terkait prospek tahun depan,” kata ekonom Markit Tim Moore, Kamis (2/2).
Melihat fenomena tersebut, Bank of England (BoE) diharapkan mampu membenahi pertumbuhan termasuk juga laju inflasi di Inggris.
BoE sendiri diprediksi akan menahan suku bunga acuannya pada Februari, guna mengantisipasi dampak lanjutan dari proses perceraian Inggris dengan Uni Eropa mulai Maret mendatang.
Kendati produk domestik bruto (PDB) Negeri Ratu Elizabeth ini tumbuh 0,6% pada kuartal IV/2016, ancaman hard Brexit diprediksi akan memengaruhi iklim bisnis kawasan ini. BOE diperkirakan akan terus memantau perkembangan survei bisnis nasional, yang akan berkait dengan konsumsi domestik.
“BOE akan mempertahankan suku bunganya dalam waktu dekat. Bahkan apabila ada perubahan, BOE akan cenderung turunkan suku bunganya,” kata James Knightley dari ING.
Terpisah, The Royal Institution of Chartered Surveyors [RICS] menyatakan sebagian besar perusahaan berharap adanya peningkatan produksi selama setahun kedepan dengan pembangunan jalan dan kereta api.
November kemarin, Menteri Keuangan Philip Hammond menyatakan akan mengalokasikan sebagian besar belanja negara untuk pembangunan transportasi dan infrastruktur. Dia pun mengalokasikan 23 miliar pound sterling untuk mendorong produktivitas selama lima tahun mendatang.
Sementara itu, data resmi pembangunan menunjukkan angka yang lebih pesimis dibanding dengan survei indeks pembelian manajer (PMI) di mana pada tiga bulan terakhir hanya menunjukkan 0,8% lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.