Kabar24.com, KULON PROGO - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencurahkan seluruh energi dan sumber daya manusia mengatasi kasus antraks di Desa Purwosari, Girimulyo.
"Saat ini, sebanyak 16 warga yang terkena antraks sudah sembuh. Warga di Kulon Progo dan masyarakat luas jangan risau atas kejadian ini," kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Kulon Progo Triyono di Kulon Progo, Sabtu (21/1/2017).
Dia mengatakan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) telah melakukan sosialisasi kepada warga, tokoh masyarakat, dukuh, dan kepala desa di Kecamatan Girimulyo.
Pada sosialisasi tersebut, mereka diberikan imbauan supaya tidak menyembelih atau mengonsumsi daging dari sapi dan kambing yang sempoyongan. "Kami mengimbau warga tidak makan daging sapi dan kambing yang sempoyongan. Kami khawatirkan terkena antraks," katanya.
Triyono mengatakan pemkab tidak melalukan pemblokiran atau isolasi Desa Purwosari. Meski demikian, dia mengimbau warga tidak menjual hewan ternak terlebih dahulu. "Kami bekerja sama dengan akademis dan dokter hewan untuk melakukan investigasi ternak yang terserang virus antraks," katanya.
Terkait dengan kebijakan Pemkab Sleman dan Gunung Kidul yang memblokir arus lalu lintas hewan ternak dari Kulon Progo, Triyono mengatakan pemkab tidak bisa berbuat banyak. Kebijakan merupakan wewenang pemkab bersangkutan.
"Kami tidak bisa berbuat apa-apa, itu hak pemerintah setempat. Kami hanya mengimbau peternak mewaspadai virus antraks," katanya.
Ketua Tim Respon Cepat Waspada Antraks UGM Riris Andono Ahmad mengatakan UGM membentuk Tim Respons Cepat Waspada Antraks untuk membantu penyelidikan epidemiologi oleh Pemprov DIY menyusul adanya 16 pasien yang terindikasi terjangkit penyakit antraks di Kabupaten Kulon Progo.
Menurut Riris, tim itu terdiri atas para ahli dari sejumlah disiplin ilmu dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Hewan, dan Fakultas Peternakan UGM. Tim akan melakukan kajian serta membantu mengisi kebutuhan tenaga ahli yang dibutuhkan Pemda DIY dalam mengatasi kasus itu. "Saat ini tim sudah mulai membantu upaya penyelidikan epidemiologi bersama instansi terkait di Kulon Progo," katanya.
Riris mengatakan riwayat penyakit antraks beberapa tahun sebelumnya memang pernah muncul di Kabupaten Sleman. Walau demikian, kasus tersebut hanya terjadi pada hewan ternak.
Dia mengatakan antraks merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus Anthracis dan ditularkan antarhewan atau dari hewan ke manusia (zoonosis). Penyakit itu, kata dia, dapat disembuhkan dengan penanganan yang tepat. "Penularan antraks antarmanusia tidak mungkin bisa," katanya.
Pemkab Kulon Progo Berjibaku Perangi Antraks, Ini Imbauannya
Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencurahkan seluruh energi dan sumber daya manusia mengatasi kasus antraks di Desa Purwosari, Girimulyo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
37 menit yang lalu
Menaker Yassierli Blak-blakan, Kapan Perpres UMP 2025 Diteken Prabowo?
1 jam yang lalu
Hari Guru Nasional, Intip Tingkat Kesejahteraan Guru
1 jam yang lalu