Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo berdiskusi soal pengembangan teknologi dengan mantan presiden Bacharuddin Jusuf Habibie.
Pertemuan tertutup itu berlangsung kemarin, Kamis (19/1/2017) di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, BJ Habibie memberikan masukan soal pengembangan teknologi di Indonesia.
"Habibie juga memberi masukan mengenai bagaimana memprioritaskan pengembangan teknologi yang mempunyai nilai tambah tinggi. Ada beberapa hal teknis mengenai hal itu yang dibahas [kemarin]," kata Menteri Sekretaris Negara Pratikno dalam laman resmi Sekretariat Kabinet, Jumat (20/1/2017).
Presiden Joko Widodo juga memiliki pandangan serupa soal pengembangan teknologi yang bernilai tambah, terutama mengenai peluang terbukanya lapangan kerja melalui pengembangan industri teknologi.
“Presiden sangat setuju untuk mengembangkan industri yang memberi nilai tambah tinggi. Bagaimana memberi implikasi luas terhadap tenaga kerja, memberi nilai tambah ekonomi, dan memberi peluang bagi pekerja. Industri pesawat terbang salah satunya,” tutur Pratikno.
Selain itu, keduanya bertukar pandang soal kondisi sosial bangsa Indonesia, Pancasial, pluralisme, dan toleransi. Dalam pertemuan itu, BJ Habibie menyampaikan bahwa Presiden Jokowi memiliki modal besar untuk menjaga kehidupan yang toleran. Apalagi, masyarakat muslim Indonesia merupakan masyarakat yang toleran.
Presiden ke-3 Republik Indonesia itu meyakini dan menyampaikan kepada Presiden Jokowi bahwa Indonesia memiliki modal yang kuat untuk menjaga Bhinneka Tunggal Ika.