Bisnis.com, MATARAM -- Tingginya penggunaan gawai dalam interaksi sosial media sehari-hari nyatanya belum diimbangi dengan kesadaran masyarakat dalam menggunakan media tersebut dengan sehat dan bijak.
Wakil Gubernur Nusa Tenggara Barat, Muhammad Amin mengatakan, pada masa kemudahan informasi seperti sekarang, justru tantangan yang dihadapi adalah kemunculan berita palsu atau hoax.
"Adanya smartphone, laptop, dan komputer memungkinkan setiap orang saling terhubung satu sama lain. Sayangnya, saat ini bentuk informasi buruk dan bohong atau seringkali disebut hoax justru banyak tersebar," ujar Amin dalam acara Dialog Publik dengan tema 'Dinamika Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi dan UU ITE' di Ruang Sidang Senat Universitas Mataram, Senin (16/1/2017).
Amin menyayangkan akibat kondisi tersebut muncul berbagai prasangka buruk dan memicu memecah belah persatuan. Penggunaan internet perlu diimbangi dengan literasi media yang cukup agar media sosial bukan menjadi ajang informasi palsu yang menyesatkan. Melihat kondisi NTB dimana cukup banyak kasus korban UU ITE, wakil gubernur menekankan perlunya masyarakat NTB dibekali dengan literasi media sosial yang cukup sehingga bisa menjadikan media sosial sebagai hal yang berguna dan memberikan manfaat positif.
Rektor Universitas Mataram Prof. Ir. Sunarpi, Ph.D dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesia termasuk sebagai negara pengguna sosial media terbanyak di dunia. Namun, tingginya pengguna sosial media akan berdampak pada tingginya kasus kejahatan di dunia maya.
“Untuk mengurangi kasus yang terjadi di media sosial perlu adanya etika dan aturan, agar pengguna sosial media lebih bertanggung jawab dalam menggunakan sosial media,” ujar Sunarpi. Foto : Wakil Gubernur NTB Muhammad Amin dalam sambutannya pada Dialog Publik dengan tema 'Dinamika Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi dan UU ITE' di Ruang Sidang Senat Universitas Mataram, Senin (16/1/2017).
