Bisnis.com, JAKARTA -- Innalilahi wainailaihi rojiuun... Telah berpulang ke Rahmatullah dengan tenang, Bpk. Benny Subianto, salah satu Founder dari Astra Agro Lestari, Ayahanda dr. Ninin, Lia dan Dian, pagi ini pukul 07.02 di RS Medistra. Jenazah akan disemayamkan di Taman Patra III No 9. Rencana pemakaman siang ini Ba'da Dzuhur di pemakaman San Diego Hills. Semoga Almarhum khusunul khatimah... Amiin Ya robbal aalamiin..."
Kabar duka dari WA group yang saya terima tadi pagi (Rabu, 4 Januari 2017), membuat saya terhentak. Doa pun segera saya panjatkan.
Saya tak ingat pasti kapan pertama kali bertemu dengan Pak Benny Subianto. Yang jelas, ketika dia duduk di jajaran kursi depan bersama Presdir PT Astra International T.P. Rachmat, saat public expose menjelang perusahaan itu go public pada awal tahun 1990-an, sosok itu terkesan tenang.
Begitu pun ketika ia diundang sebagai pembicara dalam diskusi terbatas redaksi Bisnis Indonesia di kantor Wisma Bisnis Indonesia Jl. S. Parman, ia dengan ikhlas berbagi pengetahuan dan pengalamannya.
Astra Internasional Tbk. yang populer dengan Astra Group ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak 4 April 1990 dan perusahaan ini bergerak di bidang otomotif. Ketika itulah nama Benny mulai dikenal publik seiring dengan melesatnya harga saham PT Astra International Tbk. Harga perdana saham itu sebesar Rp14.850 dan melonjak ketika listing di lantai bursa mencapai Rp33.000.
Karir Benny Subianto dimulai dari Astra International yang didirikan oleh William Soeryadjaja. Benny Subianto ditarik oleh Theodore Rachmat. Sejak muda, ia dipercaya oleh Om William dan Teddy untuk mengelola anak perusahaan Astra seperti United Tractors, Agro Industri, Astra Basic Industri, serta Sumalindo Lestari Jaya. Bersama Edwin Soeryadjaja dan Boy Tohir, ia mendirikan Adaro Energy yang akhirnya melejitkan nama Sandiaga Uno.
Karir Benny Subianto tidak lepas dari keberhasilannya melalui dua masa sulit. Namun semua dapat dilaluinya dengan baik.
Dalam beberapa kali kesempatan Benny berkata bahwa ia sangat percaya bahwa pengembangkan karyawan sangat penting dalam kemajuan sebuah perusahaan. Kunci rahasia suksesnya adalah ia berani berkorban, disiplin, dan kerja keras. Nilai-nilai itulah yang ia pegang hingga akhir hayat.
Kini setelah Benny berpulang. Banyak yang merasa kehilangan.
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno membatalkan jadwal kampanyenya untuk melayat ke kediaman almarhum.
"Almarhum adalah salah satu orang yang mempercayakan pengelolaan perusahaannya kepada saya pertama berkarir," kata Sandiaga dengan mata berkaca-kaca saat ditemui Antara di Otista, Jakarta Timur.
Bagi Pongki Pamungkas, Direktur Astra Group, yang lama bekerja dengan almarhum, kesantunan eksekutif itu tak terlupakan.
"Pak Benny orang yang sangat santun dan the smiling Astra Executive. Pandai melihat peluang bisnis dan memanfaatkannya."
Kesan mendalam juga dialami oleh Aminuddin Nurdin, Direktur Triputra Group, yang lama bergabung dengan Astra Group bersama almarhum. "Pak Benny sangat baik, akan tetapi tegas. Kami betul-betul kehilagan seorang pemimpin yang sangat bijak, baik dan tegas serta jiwa sosialnya begitu tinggi. Ia suka membantu. Saya dulu di Astra sering mendampinginya jika ada kegiatan sosial dan dinas," kenangnya.
Yulian Warman, GM Astra Group, juga memiliki kesan yang mendalam tentang keserhanaan pengusaha itu. "Orangnya sederhana meski sudah berhasil sebagai profesional dan setelah pensiun menjadi owner di beberapa perusahaan. Ia low profile dan mempunyai kemampuan profesional yg bagus sehinggga berhasil di berbagai bidang..."
Selamat jalan Pak Benny.