Bisnis.com, JAKARTA - Berikut ini adalah ringkasan headlines BISNIS INDONESIA edisi cetak Rabu, 04 Januari 2017. Untuk menyimak lebih lanjut, silahkan kunjungi http://epaper.bisnis.com/
Seksi Market
Hal 13. KINERJA BURSA EFEK INDONESIA: Penambahan Emiten Jadi Tugas Berat
Pertumbuhan kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia diharapkan berjalan seiring dengan pertambahan jumlah emiten di pasar saham. Pada tahun ini, BEI menargetkan jumlah emiten baru bertambah 35 perusahaan dari posisi akhir 2016 sebanyak 540 emiten.
Hal 14. KINERJA REKSA DANA: Pertumbuhan Bakal Berlanjut
Industri reksa dana tumbuh signifi kan sepanjang tahun lalu dan diperkirakan berlanjut pada tahun ini. Dana kelolaan reksa dana sepanjang 2016 meningkat 24,7% menjadi Rp339,17 triliun dan jumlah produk yang beredar di pasar bertambah 334 menjadi total 1.425 produk.
Hal 15. EVALUASI SEKTORAL: Mampukah Emiten Semen Bangkit?
Volume penjualan semen sempat melemah pada November 2016. Bagaimana nasib para produsen semen pada 2017 di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur di Indonesia?
Hal 16. PERMINTAAN CHINA TUMBUH: Menanti Emas Kembali Berpendar
Harga emas diperkirakan meningkat dalam waktu dekat seiring dengan meningkatnya permintaan China menjelang perayaan Tahun Baru Imlek.
Hal 17 - 20. TABEL BURSA
Hal 21. INDUSTRI ASURANSI & REASURANSI: Aturan Kesehatan Keuangan Makin Ketat
Otoritas Jasa Keuangan menetapkan batas maksimal penempatan aset investasi yang diizinkan untuk menjaga kesehatan keuangan perusahaan asuransi dan reasuransi.
Hal 22. KINERJA INVESTASI IKNB: Saatnya Utak-atik Portofolio
Memasuki 2017, para pelaku industri keuangan non bank mulai menata ulang portofolio investasi demi mendapatkan imbal hasil yang optimal.
Hal 23. PENEMPATAN LIKUIDITAS: Dana Mengendap Bakal Turun
Penempatan dana bank di surat berharga pada tahun ini diproyeksi tidak setinggi tahun lalu. Salah satu pendorongnya adalah perkiraan permintaan kredit yang lebih baik dibandingkan dengan 2016.
Hal 24. EFEK PELONGGARAN LTV: Kredit Pemilikan Rumah Melesat
Niat bank sentral untuk mendorong pertumbuhan kredit kepemilikan rumah lewat kebijakan pelonggaran rasio pemberian kredit terhadap nilai agunan (loan to value/LTV) mulai menampakkan hasil.