Bisnis.com, JAKARTA—Menlu AS John Kerry menyatakan pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Palestina akan merusak perdamaian Timur Tengah.
Pernyataan yang dikeluarkan pejabat tinggi yang sebentar lagi akan mengakhiri jabatannya itu menunjukkan kemarahan yang tidak biasa terhadap Israel sebagai sekutu AS sejak lama.
Dalam satu pernyataan bernada mengecam PM Israel kemudian menyatakan sikap AS tersebut menunjukkan penyimpangan. Dia menegaskan bahwa Israel tidak boleh didikte oleh pemimpin asing dan selanjutnya akan menunggu kerjasama yang baru dengan presiden terpilih Donald Trump yang berjanji akan membuat kebijakan lebih pro pada Israel.
Dalam pidato selama 70 menit, Kerry menyatakan bahwa Israel "tidak akan mendapatkan perdamaian yang sejati dengan dunia Arab” bila tidak mencapai kesepakatan berdasarkan prinsip hidup bersama secara damai dengan Palestina.
Pidato Kerry dan balasan Netanyahu menandai memburuknya hubungan kedua negara yang diwarnai isu perbedaan pendapat pemerintahan Obama terkait permukiman Yahudi dan soal kesepakatan program nuklir Iran tahun lalu. Hubungan itu mencapai titik terpanas pada Jumat lalu ketika PBB mengeluarkan resolsui penghentian pembangunan permukiman itu dan AS mengambil sikap abstain.
"Meski kami telah melakukan hal terbaik sejak beberapa tahun, namun solusi untuk dua negara sekarang mengalami gangguan serius,” ujarnya sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (29/12/2016). Kerry menambahkan bahwa pihaknya tidak bisa diam dan tidak berbuat apa-apa ketika harapan perdamaian menghilang.