Bisnis.com, JAKARTA - Galeri Nasional Indonesia menyelenggarakan pameran foto yang menampilkan karya 20 fotografer dari empat negara di Gedung A Galeri Nasional Indonesia, pada 15-28 November 2016. Sejumlah fotografer ini diantaranya 16 fotografer dari Indonesia, dan empat lainnya dari Jepang, Swiss, dan USA.
Pameran yang mengangkat tema Abad Fotografi ini menampilkan 50 karya seni rupa dua dan tiga dimensional, baik seni cetak, fotografi, dan seni instalasi.
Melalui siaran pers, kurator pameran, Jim Supangkat, mengatakan istilah Abad Fotografi disebut teoretikus seni Theodore Gracyk dalam bukunya berjudul The Philosophy of Art (Polity Press, 2012). Menurut Theodore Gracyk, perkembangan seni rupa sekarang ini menunjukkan abad fotografi (the age of photography) yang menggantikan the age of avant garde yang menandai perkembangan sebelumnya.
Bukti nyata abad fotografi tercermin pada perkembangan seni rupa kontemporer dan perkembangan budaya masyarakat. Saat ini, hampir setiap orang beraktivitas dengan fotografi melalui kamera telepon seluler. Penggunaannya yang mudah, kecanggihan teknologi, penambahan efek kamera, serta integrasi dengan koneksi internet dan media sosial, menjadi beberapa faktor yang mendukung peningkatan aktivitas fotografi oleh masyarakat dari pelbagai kalangan. Foto kini tak lagi sekadar dokumentasi. Foto telah menjadi media ekspresi, eksistensi diri, dan pengakuan dari lingkungan sekitarnya.
Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus 'Andre' Sukmana berpendapat fotografi bukan hanya menjadi alat perayaan ekspresi keartistikan atau sebagai rekam jejak keseharian saja. Fotografi juga menjadi media bagi para perupa peserta pameran dalam mewujudkan dan memunculkan gagasan, pengamatan, sikap, interaksi, serta mengungkapkan persoalan realitas, kehidupan masyarakat, dan permasalahan sosial.
