Kabar24.com, JAKARTA – Politisi Partai Golkar Tantowi Yahya melihat kemenangan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) adalah bukti tren pemilih saat ini menggandrungi tokoh-tokoh kontroversial anti mainstream.
Dia melihat selain Trump, Presiden Filipina Rodrigo Duterte dan petahana Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok adalah contoh nyata lainnya.
“Mereka [masyarakat] menggandrungi pemimpin yang tidak mainstream. Polished politicians [politisi polesan] menyingkir dulu deh,” kata Tantowi dalam keterangan tertulis, Kamis (10/11/2016).
Seperti diketahui, ada tiga bahan kampanye Trump yang menempel di masyarakat AS, yakni tolak imigran, singkirkan muslim, dan tolak LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual, and Transgender).
Tiga hal itu, menurut Tantowi, adalah pemuas dahaga masyarakat AS yang masih tradisional dan puritan, khususnya di bagian selatan Amerika atau biasa disebut red states.
“Masyarakat di red states begitu mempercayai Trump akan menjadi penyelamat. Baru kali ini setelah sekian lama, ada capres yang mengusung keinginan mereka,” ujarnya.
Tantowi menjelaskan masyarat yang tinggal di bagian selatan Amerika adalah masyarakat tradisional yang masih rajin beribadah ke gereja dan menjadikan pendeta sebagai pemimpin informal.
Kelompok masyarakat tersebut tidak terlibat dalam ingar-bingar media sosial dan sebagian besar telah menentukan pilihan jauh hari sebelum pencoblosan. Mereka juga tidak akan terpengaruh oleh hasil survei, hasil debat, dan pemberitaan di media yang bisa dibilang anti-Trump.