Bisnis.com, JAKARTA-Kuningan merupakan kawasan di Jakarta Selatan yang kini cukup elit dan terkenal karena banyak perkantoran perusahan besar, kedutaan besar negara asing, dan pusat perbelanjaan modern.
Kawasan itu mempunyai sejarah panjang, sejak dimulainya proyek Kuningan pada 1970, dari Menteng menuju Kuningan dihubungkan dengan jembatan permanen. Jembatan yang sejak 1949 masih bersifat darurat dan jalannya pun baru diaspal pada 1975.
Zaenuddin HM, dalam bukunya “212 Asal-Usul Djakarta Tempo Doeloe,” setebal 377 halaman, diterbitkan Ufuk Press pada Oktober 2012, menjelaskan pada masa lalu Kuningan terkenal sebagai tempat peternakan sapi penghasil susu segar.
Setiap pagi dan sore terlihat ratusan pembawa susu beriringan dengan mengendarai sepeda. Para peternak sapi itu di sekitar rumahnya memiliki pekarangan rumput untuk makanan ternaknya.
Ketika terjadi penggusuran pada 1970-an, yang paling banyak mendapat ganti rugi adalah para peternak. Karena mereka memiliki pekarangan rumput yang cukup luas.
Disamping beternak dan usaha konveksi, penduduk Kuningan juga banyak yang berjualan tahu ke daerah Menteng. Ampas tahunya digunakan untuk makanan ternak sapi mereka.
Mengapa dinamai Kuningan? Masih menurut Zaenuddin, karena diperkirakan bahwa kawasan tersebut dahulunya banyak tinggal orang-orang dari daerah Kuningan, Jawa Barat.
Mereka menetap hingga punya anak dan keturunan, sehingga orang-orang di Jakarta tempo dulu menyebutnya kawasan Kuningan. Nama itu resmi dipakai sampai serakang, sebagai salah satu kawasan pusat bisnis terkemuka di Ibu Kota.
