Bisnis.com, MANILA -- Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay menyatakan negaranya tetap menjadi sahabat Amerika Serikat, tetapi tidak akan akan memiliki sikap tunduk lagi sambil mencoba mejalin hubungan dengan negara-negara lain.
Komentar Yasay tersebut dilontarkan dua hari setelah Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumumkan "pemisahan" Manila dengan Washington.
Dalam sebuah posting di laman Facebook-nya, Yasay menjelaskan bahwa pernyataan Duterte tersebut bukan berarti pemutusan hubungan kedua negara secara diplomatik. Menurutnya, yang dimaksud Duterte adalah melepaskan diri dari pola pikir yang sangat tergantung pada AS baik ekonomi maupun militer.
Yasay mengungkapkan Duterte juga telah mengatakan hal yang tidak kalah keras terhadap Presiden China Xi Jinping dan para pemimpin China lainnya saat kunjungannya ke Beijing . "Jika mereka tidak bersedia untuk memberikan dukungan, Filipina akan menentukan nasibnya sendiri," ujarnya menirukan Duterte seperti dikutip Reuters, Sabtu (22/10/216).
Adapun posting Facebook tersebut seakan mencoba meredam ketegangan yang terjadi setelah pernyataan Duterte terhadap AS. Pasalnya, pernyataan tersebut dikhawatirkan mengganggu keseimbangan geopolitik di negara tersebut di mana China dan AS berlomba-lomba menancapkan pengaruhnya.