Kabar24.com, JAKARTA - Laporan yang dikeluarkan lembaga Save The Children, Selasa (11/10/2016), menunjukkan tiap tujuh detik terjadi pernikahan yang melibatkan perempuan berusia di bawah 15 tahun, di antaranya adalah gadis berumur 10 tahun yang dinikahi laki-laki tua di beberapa negara termasuk Afghanistan, Yaman, India, dan Somalia.
Pernikahan dini tidak hanya mengurangi tingkat pendidikan anak-anak tersebut, namun juga meningkatan peluang kematian pada saat melahirkan, jika mereka hamil dimana tubuh belum siap.
"Pernikahan anak di bawah umur menyebabkan siklus kerugian yang menghilangkan hak paling dasar bagi anak anak adalah belajar, berkembang, dan berlaku selayaknya anak anak pada umumnya," kata CEO internasional Save The Children, Helle Thorning-Schmidt.
Anak perempuan yang menikah terlalu dini tidak dapat mengikuti sekolah, dan lebih sering mengalami kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan, dan pemerkosaan. Mereka kemudian hamil dan terserang penyakit infeksi seksual termasuk juga HIV, ujarnya.
Laporan menyebut, peringkat negara-negara yang paling baik dan paling buruk dalam hal memperlakukan wanita didasarkan pada tingkat pernikahan anak-anak, pendidikan, kehamilan remaja, kematian ibu hamil dan banyaknya anggota parlemen wanita.
Nigeria, Chad, Republik Afrika Tengah, Mali, dan Somalia berada dalam indeks peringkat terendah.
Para ilmuwan mengatakan, bahwa konflik, kemiskinan, dan konflik kemanusiaan menjadi faktor utama penyebab anak-anak menjalani pernikahan di bawah umur.
Penutupan sekolah-sekolah di tengah menjangkitnya Ebola mengakibatkan sekitar 14.000 remaja hamil di Sierra Leone selama masa penyebaran wabah tersebut, kata Save The Children.
Kelompok amal global mencontohkan tentang Sahar, yang nama aslinya sengaja tidak disebutkan, merupakan anak perempuan yang kini berumur 14 tahun asal Suriah yang mengungsi di Lebanon. Ia menikah dengan seorang pria berumur 20 tahun saat berusia 13 tahun dan kini tengah hamil dua bulan.
"Pada hari pernikahan, saya membayangkannya sebagai hari yang sangat menyenangkan, tapi tidak. Saya menderita, menyedihkan," kata Save the Children mengutip pernyataan Sahar.
"Saya sangat bersyukur memiliki seorang bayi. Namun saya adalah seorang anak yang membesarkan anak," pungkasnya
UNICEF memerkirakan wanita yang menikah saat mereka berusia muda akan meningkat dari 700 juta saat ini, mencapai sekitar 950 juta di tahun 2030.
Laporan Save the Children tersebut bertepatan dengan Hari Anak Perempuan Internasional, Selasa (11/10/2016), yang ditetapkan PBB sebagai hari untuk mengingat hak-hak 11 juta anak perempuan di seluruh dunia beserta sejumlah tantangan yang mereka hadapi.
Setiap 7 Detik, Seorang Bocah Perempuan Menikah
Laporan yang dikeluarkan lembaga Save The Children, Selasa (11/10/2016), menunjukkan tiap tujuh detik terjadi pernikahan yang melibatkan perempuan berusia di bawah 15 tahun, di antaranya adalah gadis berumur 10 tahun yang dinikahi laki-laki tua di beberapa negara termasuk Afghanistan, Yaman, India, dan Somalia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
6 menit yang lalu
Menakar Kans Bank Permata (BNLI) Usai 4 Tahun Diakuisisi Bangkok Bank
1 jam yang lalu
Target Harga ACES Jelang Rebranding Merek Baru
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
46 menit yang lalu
Pengamat Soroti Pengunaan Sirekap pada Pilkada Serentak 2024
50 menit yang lalu