Kabar24.com, JAKARTA--Sudahkah anda memiliki kotak P3K? Meskipun kelihatan sepele, keberadaan peralatan dalam pertolongan pertama pada kecelakaan sangat penting.
Pasalnya, cedera atau kecelakaan ringan bisa terjadi di mana dan kapan saja. Idealnya, kotak P3K tersedia di rumah atau kendaraan. Saat ini bahkan sudah mulai banyak perlengkapan P3K yang didesain untuk kebutuhan personal.
Mengapa kotak P3K sangat penting? Data riset kesehatan dasar 2013 menunjukkan cedera paling banyak terjadi di jalan raya (42,8%), di rumah (36,5%), dan sekolah (5,4%). Dari proporsi tersebut, cedera didominasi oleh lecet/memar sebesar 70,9%, terkilir (27,5%), dan luka robek (23,2%).
“Mempersiapkan kotak P3K akan membantu penanganan pertama ketika terjadi cedera sebelum di bawa ke dokter,” ujar Wishnu Pramudito, dokter spesialis bedah dari Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI).
Wishnu menuturkan tidak semua cedera sebenarnya harus dibawa ke unit gawat darurat. Dari kasus yang dtanganinya hanya 5% pasien UGD yang benar-benar berstatus gawat darurat. Selebihnya, jika langsung ditangani secara benar bahkan tidak perlu sampai mengunjungi dokter.
Kendati demikian, kesadaran masyarakat tentang keberadaan kotak P3K masih sangat minim. Selain itu, pengetahuan dan keterampilan dalam penanganan pertama pada luka juga belum memadai. Hal ini semakin diperparah dengan beberapa mitos dan kepercayaan yang salah kaprah di kalangan masyarakat terkait dengan penanganan luka.
Wishnu menceritakan dirinya sering menemukan kasus di mana luka pasien justru bertambah parah karena salah dalam penanganan pertama. Hal ini misalnya membalut luka dengan kapas, melumuri luka bakar dengan odol, kecap atau bahkan mentega, sampai membalut luka dengan rivanol.
“Itu semua tindakan penanganan yang salah yang justru memperburuk luka,” paparnya. “Kerja kami jadi bertambah berat,”.
Ketepatan dalam penanganan pertama pada luka dapat menghambat risiko yang lebih serius seperti infeksi. Lantas apa saja isi P3K yang harus dipersiapkan? Wishnu menuturkan perlengkapan tersebut sebenarnya mudah didapatkan. Mulai dari kassa steril, perban, sarung tangan lateks, masket, plester, iodine, guntung, pinset, alkohol, atau rivanol.
Dalam keadaan darurat, inovasi dengan barang-barang yang mudah didapatkan bisa diilakukan. Hal ini misalnya menggunakan pembalut wanita untuk menggantikan fungsi kassa steril. “Kassa biasanya harus beli di apotek, tetapi pembalut kan mudah di dapatkan di warung mana saja,” tambahnya.
Memahami teknik penanganan luka juga penting untuk diperhatikan. Untuk mencuci luka misalnya, disarankan tidak menggunakan alkohol. Cairan ini sejatinya digunakan untuk membersihkan tangan penolong agar bersih dari bakteri. Adapun pencucian luka sebaiknya menggunakan rivanol. Namun, rivanol juga tidak boleh dipakai untuk mengompres luka dalam waktu lama.
Manajemen luka luar juga perlu diperhatikan bergantung pada lebar dan kedalaman luka. Pada prinsipnya, usahakan untuk menutup luka agar tidak terjadi pendarahan. Namun, jika merasa lukanya cukup dalam dan perlu dijahit sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter.