Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemda Taput Minta Badan Otorita Danau Toba Dikaji Ulang

"Kalau menurut saya Badan Otorita Danau Toba itu sebaiknya dikaji kembali. Saya usulkan agar semua kabupaten terkait membuat masterplan masing-masing tentang pembangunan yang ingin dikembangkan."
Danau Toba/ Indonesia Travel
Danau Toba/ Indonesia Travel

Kabar24.com, TARUTUNG - Pembangunan destinasi wisata Danau Toba memerlukan koordinasi intensif antara dua belah pihak, pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Bila koordinasi tidak berjalan baik, maka rencana pengembangan pariwisata dikhawatirkan bakal berjalan tak efektif. 

Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan berharap pemerintah pusat tidak hanya berkomunikasi secara top-down tetapi juga mampu mendengar masukan dan ide dari para pemerintah daerah yang terkait langsung dengan Danau Toba. 
 
"Kalau menurut saya Badan Otorita Danau Toba itu sebaiknya dikaji kembali. Saya usulkan agar semua kabupaten terkait membuat masterplan masing-masing tentang pembangunan yang ingin dikembangkan," katanya saat berbincang santai dengan wartawan di kantor Bupati Tapanuli Utara, Tarutung, Sabtu (17/9) malam 

Menurut Nikson pola pembangunan Badan Otorita rentan tumpang tindih dan justru menyebabkan kecemburuan antara pemerintah daerah setempat. 

Dia mengusulkan agar tiap-tiap daerah dikembangkan dengan terlebih dulu membuat masterplan pembangunan pariwisata yang berbasis zonasi. Dengan kata lain, nantinya setiap kabupaten akan memiliki kekhasan masing-masing.

Misalnya Tapanuli Utara fokus pada pariwisata religi, alam dan pariwisata pertanian. Sedangkan kabupaten lainnya dapat difokuskan pada jenis wisata lainnya. Misalnya, Kabupaten Samosir menonjolkan wisata budaya, Kabupaten Humbang Hasudutan dengan wisata kuliner, dan Kabupaten Dairi dengan wisata kerajinan. 

"Pemerintah pusat bisa memberikan dana alokasi khusus (DAK) kepada pemda sesuai dengan masterplan mereka. Atau bisa juga pembangunan dilakukan oleh BUMN bila ada kekhawatiran nantinya pemda bekerja secara abal-abal. Itu akan lebih cepat untuk mengembangkan destinasi wisata," ujarnya. 

Nikson juga ingin "menjual" Pulau Sibandang yang berada di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara kepada calon investor. Menurutnya area ini memiliki banyak potensi yang belum tergarap. 

Bahkan, Nikson berkali-kali menekankan Muara pantas didorong menjadi pintu masuk bagi wisatawan ke Danau Toba. Pasalnya wilayah yang berkontur perbukitan tersebut cukup dekat dari Bandara Silangit, yakni hanya perlu waktu tempuh sekitar 15-20 menit. 

"Mengenai Silangit, kami ingin kalau bisa Muara menjadi pintu gerbang wisatawan. Di sana bisa dibangun nanti restoran terapung dan dermaga untuk kapal cepat ke daerah lainnya di Danau Toba."

Wilayah Muara, khususnya Pulau Sibandang sudah mulai dilirik oleh sejumlah calon investor baik dalam negeri maupun dari luar negeri, salah satunya dari Malaysia. 

"Dari Malaysia ada yang mau membangun resort dan driving golf. Kami sudah pernah bertemu dan saat ini saya instruksikan kepada desa untuk mendiskusikannya," ujar Nikson. 

Pengoperasian Bandara Silangit mulai tahun ini juga diakui Nikson membawa banyak perubahan positif dalam bidang pariwisata. Hal ini terlihat dari lonjakan jumlah wisatawan dari rata-rata 15.000 per tahun menjadi 15.000 kunjungan per bulan pada 2016.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper