Bisnis.com, JAYAPURA - Terungkap bahwa transaksi tunai masih mendominasi di Papua, tetapi sistem pembayaran non tunai jumlahnya terus meningkat mencapai Rp9,84 triliun.
"Terlihat dari data kliring pada periode Januari - Juli 2016 yang mencatat nominal Rp9,84 triliun atau meningkat 191,68% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp3,25 triliun," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Joko Supratikno di Jayapura, Rabu (24/8/2016).
Selain nominal, peningkatan kliring juga terlihat dari jumlah transaksi, dimana pada periode tersebut tercatat jumlahnya sebanyak 178,01 ribu lembar warkat atau meningkat 62,69%.
Joko pun menekankan bahwa BI terus mendorong Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) agar masyarakat bisa terhindar dari peredaran uang palsu.
"BI terus mendorong GNNT untuk mengurangi risiko terkena uang palsu," kata dia.
Ia menjelaskan ada beberapa keuntungan dari transaksi non tunai, seperti, menghemat biaya pencetakan dan pengelolaan uang, mempermudah dan mempersingkat waktu bertransaksi, cepat, praktis dan aman, meminimalkan risiko pemalsuan uang, terutama uang bernilai besar.
"Pembayaran secara non tunai dapat dilakukan dengan menggunakan kartu ATM, kliring, RTGS, uang elektronik, internet banking maupun mobile payment," katanya.
Joko pun mengimbau kepada masyarakat agar senantiasa waspada dan teliti dalam mengenali ciri-ciri keaslian rupiah sehingga terhindar dari uang palsu.