Kabar24.com, PADANG—Pemerintah Kota Padang, Sumatra Barat menjajaki kerjasama dengan investor asal Norwegia untuk pengolahan ikan, serta pengembangan sektor kelautan dan perikanan di daerah tersebut.
Wali Kota Padang Mahyeldi Dt Marajo mengatakan potensi perikanan Padang sangat besar, namun minim pengelolaan, sehingga sektor itu belum mampu memberikan dampak optimal terhadap kesejahteraan masyarakat.
“Norwegia punya teknologi dan pengelolaan di bidang perikanan laut yang bagus. Karena potensi laut kita besar, maka perlu dioptimalkan,” katanya, Minggu (21/8/2016).
Dia mengatakan pemerintah setempat merencanakan kerjasama investasi dengan investor asal negara Eropa Utara itu, sekaligus transfer teknologi guna pengembangan sektor perikanan untuk jangka panjang.
Menurutnya, perwakilan Norwegia yang sudah mengunjungi Padang pada Mei lalu, menyatakan ketertarikan untuk investasi dan kerjasama pengembangan sektor perikanan laut di daerah itu.
“Ini [kunjungan ke Norwegia] pertemuan lanjutan untuk membahas rencana kerjasama, semoga ada kesepakatan untuk kerjasama,” ujarnya.
Dalam kunjungan ke Norwegia, Mahyeldi mengadakan pertemuan dengan Wali Kota Trondheim Rota Ottetvik setelah mengikuti Nor Fishing Exhibition 2016. Selain menyoal pengembangan sektor perikanan, dia menawarkan peluang kerjasama di bidang pendidikan dan teknologi.
Sementara itu, potensi perikanan di wilayah peraian laut Kota Padang dan daerah lainnya di Sumbar seperti Kabupaten Pasaman Barat, Agam, Pesisir Selatan, Kepulauan Mentawai dan Kota Pariaman sangat besar.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar Yosmeri menyebutkan potensi kelautan daerah itu untuk ikan tuna misalnya mencapai 124.630 ton per tahun yang mencakup luas pantai barat Sumbar 915.000 km per segi dengan tingkat pemanfaatan baru 26,2 %.
Adapun, jenis tuna yang diekspor ini, seperti tuna yellow fin memiliki potensi 23.343 ton per tahun, tetapi baru termanfaatkan 19,2%.
Tuna big eye memiliki potensi tangkap 19.332 ton dengan pemanfaatan baru 19,2% dari potensi yang ada, dan cakalang atau skipjack tuna memiliki potensi 65.000 ton per tahun dengan pemanfaatkan baru 19,1%.
“Itu baru tuna, belum potensi-potensi kelautan yang lain. Tinggal bagaimana memanfaatkan potensi yang ada,” katanya.
Menurutnya, potensi perikanan di daerah itu sangat besar, tetapi belum maksimal dalam pemanfaat. Minimnya fasilitas alat tangkap yang dimiliki nelayan, serta ketiadaan sarana pengolahan ikan yang memadai.
Menurutnya, saat ini sebagian besar ikan tangkap di daerah itu diprioritaskan untuk ekspor, terutama tuna mencapai volume 1.200 ton per tahun. Negara tujuan ekspor tuna daerah itu adalah Jepang dan Amerika Serikat.