Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KARHUTLA: 3.732 Ha Lahan Habis Terbakar di Riau

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau mencatat luas hutan dan lahan yang terbakar mencapai 3.732 ha di sepanjang tahun ini.
Petugas Manggala Agni berusaha memadamkan kebakaran yang terjadi di kawasan hutan dan lahan gambut di Rimbo Panjang, Kampar, Riau, Minggu (6/9)./Antara
Petugas Manggala Agni berusaha memadamkan kebakaran yang terjadi di kawasan hutan dan lahan gambut di Rimbo Panjang, Kampar, Riau, Minggu (6/9)./Antara

Bisnis.com, PEKANBARU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Riau mencatat luas hutan dan lahan yang terbakar mencapai 3.732 ha di sepanjang tahun ini.

Kepala BPBD Riau Edwar Sanged mengatakan kebakaran hutan dan lahan sedang marak terjadi pada Agustus ini. Pemerintah mencatat luas lahan yang terbakar hingga pertengahan Agustus mencapai 2.332 ha.

"Total lahan yang terbakar hingga pertengahan Agustus ini lebih banyak daripada semester I/2016 yang hanya mencapai 1.400 ha. Karena Riau tengah memasuki musim kemarau," kata Edwar Sanger, Jumat (19/8/2016).

Meski luas lahan yang terbakar meningkat, jumlah ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu yang melebihi 5.000 ha. Edwar mengklaim pihaknya dan tim satgas pencegahan dan pemadaman karhutla sudah berupaya semaksimal mungkin.

Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menunjukkan Riau selalu menjadi penyumbang titik panas dan titik api terbesar di Sumatra hingga pertengahan bulan ini.

Kebakaran hutan dan lahan kerap terjadi di sejumlah areal perusahaan. Seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu, sekitar 230 hektare lahan perkebunan sawit yang berstatus Hak Guna Usaha (HGU) milik PT Andika Permawat Sawit Lestari dan tanaman akasia yang berstatus HTI PT Bina Daya Bentala di Rokan Hulu Provinsi Riau terbakar.

PT BDB merupakan perusahaan yang terletak di kecamatan yang sama dengan PT APSL. Selain melakukan pemadaman, Polda Riau juga tengah menyelidiki pelaku pembakar tersebut.

"Kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan. Sebelumnya, Polda Riau juga ikut melakukan pemadaman di area itu," kata Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo.

Langkah pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang diupayakan pemerintah daerah masih dinilai lemah. Aktifis lingkungan hidup, Made Ali, Wakil Koordinator Jaringan Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) menilai pemerintah Provinsi Riau belum berhasil meningkatkan upaya pencegahan.

Menurutnya, kebakaran hutan dan lahan bisa lebih parah dari pada tahun lalu. Karena rentan waktu musim panas tahun ini, baru mencapai setengah bulan. "Padahal Presiden Joko Widodo telah meminta pemerintah daerah dan instansi terkait untuk meningkatkan pencegahan," katanya.

Made mengatakan Riau menjadi perhatian dunia karena kebakaran hutan dan lahan yang terus terjadi setiap tahunnya semenjak 19 tahun yang lalu.

Riau memiliki luas lahan gambut 5,7 juta hektare gambut, dari 14,9 juta hektare lahan gambut di seluruh Indonesia. Lahan gambut bersifat mudah terbakar. Setahun terkahir, pihak Universitas dari Jepang juga telah mendalami kerusakanlingkungan, khususnya kebarakan di lahan gambut Riau.

Pemerintah Provinsi Riau mengklaim terus berupaya melakukan pencagahan dan pemadaman karhutla. Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengatakan pemprov telah bekerja untuk mengantisipasi karhutla di wilayahnya.

"BPBD sebagai satuan kerja penanganan bencana sudah bekerja, instansi lainnya terkait juga sudah jalan untuk mengatasi kebakaran lahan gambut ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper