Bisnis,com, JAKARTA - Setelah tidak lagi menjabat sebagai Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan tampak lebih segar. Bicaranya makin terbuka dan tertawanya kian lepas tanpa beban.
Meskipun ia sedang flu, siang tadi (Kamis, 11 Agustus 2016), sambil menyantap sop buntut goreng yang masih mengepul di kawasan bisnis Sudirman, Jakarta Selatan, canda Jonan yang khas selalu mampu mencairkan suasana hingga--meminjam istilah anak sekarang--"pecah".
Pria kelahiran Singapura, 21 Juni 1963, itu lalu bercerita tentang pengalamannya selama 21 bulan menjadi pembantu Presiden Joko Widodo. Yang paling kocak adalah ketika akan dilantik pada 27 Oktober 2014, ia mendapat jatah baju putih "seragam" menteri. Namun baju jatah dari Istana ukurannya XL sehingga ketika dikenakan menjadi terlalu besar. "Seperti mengenakan daster," katanya dengan logat Suroboyoan yang kental.
Jonan kemudian meminta kepada stafnya untuk mencarikan baju pengganti di pusat-pusat perbelanjaan, namun hingga menjelang pelantikan belum didapatkan. "Akhirnya dapat juga di Pasar Tanah Abang untuk ukuran "S" seharga Rp55.000. Baju itulah yang dipakai ketika dilantik sebagai Menteri Perhubungan," kata Jonan.
Awalnya ia juga tak membayangkan akan menjadi menteri. Ayah dua anak itu mengenal Jokowi pada 2010, ketika Presiden ke-7 RI, itu masih menjabat walikota Solo. Namun, setelahnya mereka jarang berinteraksi. Saat Presiden Jokowi meminta Jonan menjadi menteri, hingga menjelang pelantikan ia belum tahu di pos mana akan ditempatkan.
Menjadi orang nomor wahid di Kementerian Perhubungan, Jonan dikenal keras dan disiplin. Namun ketika mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia itu diberhentikan oleh Presiden Jokowi pada 27 Juli lalu, banyak pegawai kementerian itu menitikkan air mata.
Ada yang sedih, namun ada juga yang makin senang. Mereka yang berbahagia adalah para perempuan pendamping Jonan. Ratnawati, sang istri, mengungkapkan sukacitanya seusai acara serah terima jabatan dari Jonan ke Budi Karya Sumadi. Di tengah hiruk pikuk acara sertijab, tiba-tiba Jonan mencari istrinya. "Nah kan, sekarang cari-cari saya, ketika menjadi menteri tak ada waktu buat saya," kata Ratna.
Monica dan Catherine, buah cinta Jonan-Ratna, juga senang ayah mereka lebih banyak waktu bersama keluarga. Monica yang kini kuliah di Praha berkata kepada papinya untuk lebih menikmati hidup, sedangkan Chaterine yang menuntut ilmu di UK langsung menyambutnya "welcome home".
Selain para perempuan di rumahnya, pria yang pernah menjadi Presdir PT Bahana sebelum ngurus kereta api itu ternyata banyak penggemarnya. Siang tadi, misalnya, tiga perempuan separuh baya bergegas menyalaminya meskipun ia bukan lagi pejabat negara.
Kini setelah menjadi orang bebas, Jonan mengaku lebih menikmati hidup. Ia tidak menyalahkan siapa-siapa, dan bahkan tetap respek kepada Presiden Jokowi. "Kalau tidak ada Presiden Jokowi, nggak mungkin ada menteri perhubungan yang namanya Ignasius Jonan," katanya.