Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lagi, Motif Penyerangan Di London Diduga Karena Gangguan Mental

Pihak Kepolisian Inggris pada Kamis (4/8/2016) menyebutkan isu gangguan mental menjadi faktor signifikan yang mendorong terjadinya serangan menggunakan pisau di Ibu Kota negara tersebut, London.
Penikaman pisau/ilustrasi
Penikaman pisau/ilustrasi

Kabar24.com,JAKARTA— Pihak Kepolisian Inggris pada Kamis (4/8/2016) menyebutkan isu gangguan mental menjadi faktor signifikan yang mendorong terjadinya serangan menggunakan pisau di Ibu Kota negara tersebut, London.

Kejadian ini menewaskan seorang wanita dan melukai lima orang lainnya. Sejauh ini, pihak kepolisian tidak menemukan adanya bukti tindakan terorisme.

Polisi bersenjata menahan seorang pria berusia 19 tahun di Russell Square setelah dia menyerang seorang wanita bersuai 60 tahun. Wanita tersebut tewas di tempat kejadian karena luka yang dideritanya.

 “Indikasi awal menunjukkan bahwa isu gangguan mental menjadi faktor signifikan dalam kasus ini dan menjadi salah satu jalur penyelidikan utama,” ujar Asisten Komisioner Polisi Metropolitan London Mark Rowley seperti dikutip dari Reuters, Kamis (4/8/2016)

Namun, dia melanjutkan bahwa dalam tahap ini, pihaknya masih harus terus terbuka dalam mencari motif pelaku dan masih terdapat dugaan motivasi berbasis terorisme.

Sebelumnya Inggris mengerahkan 600 orang petugas kepolisian tambahan dan memperlengkapi pasukannya dengan senjata dipicu oleh kekhawatiran akan sejumlah serangan yang terjadi di Eropa.

Sementara itu, Psikolog dari Universitas Indonesia Sarlito Wirawan menyebutkan gangguan jiwa tertentu seperti schizofrenia atau depresi berat memiliki potensi agresif baik terhadap diri senditi atau bunuh diri juga potensi agresif kepada orang lain (menyerang atau membunuh).

“Tersedianya senjata api yang diijinkan oleh undang-undang memperbesar kemungkinan itu. Di Indonesia biasanya pakai senjata tajam atau benda keras,” katanya kepada Bisnis.com beberapa waktu lalu.

Namun, menurutnya pihak teroris melakukan pembunuhan dengan alasan yang rasional atau terkait dengan ideologi dan bukan karena gangguan jiwa.

“Jangan mencampurkan antara teroris dengan gangguan jiwa,” katanya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper