Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kudeta Turki: Erdogan Akan Bersihkan Lebih Dari 50.000 Pendukung Kudeta

Pemerintah Turki berjanji akan membersihkan para tokoh, pejabat, tentara maupun mereka yang berhubungan dengan aksi kudeta.
Presiden Turki Tayip Erdogan memberikan pernyataan mengenai percobaan kudeta di Istanbul, Turki/Reuters
Presiden Turki Tayip Erdogan memberikan pernyataan mengenai percobaan kudeta di Istanbul, Turki/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Turki berjanji akan membersihkan para tokoh, pejabat, tentara maupun mereka yang berhubungan dengan aksi kudeta dan para pengikut tokoh Fethullah Guen, ulama yang dituduh sebagai dalang dari kudeta yang gagal Jumat lalu.

Pembersihan tidak saja dilakukan di kalangan militer, akan tetapi juga dari kalangan sipil seperti hakim, para dosen dan guru.

Sebelumnya sekitar 5.000 orang termasuk polisi, tentara, intelijen dipecat dan ditahan sehingga memicu ketegangan di negara berpenduduk 80 juta itu.

"Organisasi teroris seperti negara ini tidak boleh lagi bercokol di negara manapun,” ujar PM Turki Binali Yildirim merujuk kepada para pengikut tokoh agama Fethullah Gulen yang kini mengasingkan diri di Amerika Serikat.

Yildirim menegaskan pihaknya akan mengikis habis para pengikut Gulen sampai ke akar-akarnya.

Seorang juru bicara President Tayyip Erdogan mengatakan pemerintahnya tengah menyiapkan permohonan resmi kepada Presiden Barack Obama untuk mengekstradisi Gulen dari Amerika Serikat.

Turki berhasil melumpuhkan kudeta tersebut namun harus menelan korban jiwa hingga 232 orang sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (20/7/2016).

President Barack Obama kini membahas status Gulen lewat pembicaraan telepon dengan Erdogan, menurut laporan pihak Gedung Putih.

Namun AS minta Turki untuk menahan diri dan tidak sembarangan menangkapi mereka yang diduga bertanggung jawab atas aksi kudeta tersebut.

Pada saat yang sama Menhan Turki dan Menhan AS Ash Carter membahas pentingnya pangkalan udara Incirlik sebagai basis untuk menyerang kelompok milisi ISIS.

Gulen yang kini berusia 75 tahun dan mengasingkan diri di Pennsylvania memiliki jaringan pendukung yang luas. Dia membantah dirinya menjadi dalang kudeta sekaligus mengecam aksi penggulingan pemerintahan tersebut.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper