Kabar24.com, JAKARTA - Tewasnya pemimpin teroris di Poso, Sulawesi Tengah, akan membuat pengikut Santoso kehilangan arah, sehingga persoalan dengan kelompok radikal bersenjata Mujahdin Indonesia Timur (MIT) itu selesai.
"Kalau komandannya sudah meninggal, berarti kan anak buahnya sudah kehilangan pegangan dan tidak punya semangat lagi," ujar Anggota Komisi I DPR, Syarief Hasan di Komplkes Parlemen, Selasa (19/7/2016).
Sebelumnya, Satuan Tugas (Satgas) Tinombala baku tembak dengan kelompok sipil bersenjata MIT dan pemimpinnya yang juga dikenal dengan Abu Wardah itu dilaporkan tewas.
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat tersebut menyatakan, dengan tewasnya gembong teroris Santoso, maka persoalan terorisme pimpinan Santoso sudah selesai.
"Itu yang paling bagus. Kita syukuri di situ," kata Syarief menegaskan.
Dia tidak mempermasalahkan masih ada pengikut Santoso yang melarikan diri saat baku tembak di kawasan hutan Poso. Kabar tewasnya teroris paling dicari tersebut sudah dilaporkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mabes Polri pun membenarkan informasi kontak senjata itu.
"Iya benar, saat ini masih dikonfirmasi kepastian (datanya)," kata juru bicara Humas Polri Komisaris Besar Polisi Rikwanto dalam keterangannya kepada wartawan kemarin.
Satgas terlibat kontak senjata dengan lima orang kelompok Santoso. Mereka terdiri atas tiga pria dan dua wanita, pada pukul 17:00 hingga 17:30 WITA. Dari kontak senjata itu dilaporkan dua orang meninggal dunia berjenis kelamin pria, dengan barang bukti sepucuk senjata api jenis M-16.
Salah satu jasad itu memiliki ciri berjenggot dan terdapat tahi lalat, sedangkan jenazah lainnya belum dikenali.