Kabar24.com, PENNSYLVANIA - Satu hasil penelitian kontroversial menyimpulkan bahwa beberapa balita bakal menjadi penjahat. Ternyata benih psikologis kriminal muncul dari kelainan otak yang menangani emosi, rasa bersalah, dan ketakutan.
"Korteks prefrontal pelaku pembunuhan cenderung kurang berfungsi," kata Adrian Raine, guru besar di University of Pennsylvania, seperti dikutip dari Tempo.co, Senin (18/7/2016).
Hal ini berkaitan dengan penalaran dan upaya membantu menekan naluri dasar.
Psikopat yang tak menyesal dan tidak memiliki rasa bersalah atau empati cenderung memiliki amygdala yang kecil. Menurut Raine, yang pernah menjadi pejabat di Kantor Kriminologi, ini wilayah yang menangani emosi.
Dalam risetnya, Raine menguji respons khawatir pada anak berusia 3 tahun dengan memperdengarkan suara yang netral hingga menakutkan.
Pada sebagian besar responden, suara nada pertama cukup membuatnya berkeringat. Namun ada beberapa anak yang tidak menunjukkan rasa takut. "Ini gejala yang mungkin dari amygdala yang abnormal," kata Raine.
Menurut dia, jika otak Peter Sutcliffe yang dikenal sebagai Yorkshire Ripper dipindai, hasilnya mungkin sama saat dia balita. Diakuinya, langkah ini menimbulkan dilema. Belum lagi upaya melakukan intervensi biologis untuk mengurangi kejahatan.