Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ABE MENANG di PARLEMEN: Stimulus Jepang Digelontorkan Pengaruhi Kekuatan Yen

Yen turun ke level terendah dalam satu minggu perdagangan terakhir terhadap dolar AS pada Selasa (12/7/2016), setelah kemenangan koalisi partai berkuasa di Jepang yang menjanjikan stimulus fiskal yang lebih ekonomis
Yen tertekan sentimen stiimulus./Reuters
Yen tertekan sentimen stiimulus./Reuters

Bisnis.com,JAKARTA— Yen turun ke level terendah dalam satu minggu perdagangan terakhir terhadap dolar AS pada Selasa (12/7/2016), setelah kemenangan koalisi partai berkuasa di Jepang yang menjanjikan stimulus fiskal yang lebih ekonomis.

Bursa saham Jepang langsung reli, yang memacu penjualan yen. Kondisinya tervbalik saat yen sebagai safe haven diburu setelah suara yang memilih Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit) menjadi pemenang dalam referendum belum lama ini.

Dolar AS menguat 0.3% ke 103,05 yen per dolar AS, dan sempat menyentuh level 103,29 yen yang menjadi level terkuat sejak 1 Juli 2016.

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada Senin (11/7/2016) mengatakan bahwa dia akan menginstruksikan Menteri Ekonomi Nobuteru Ishihara pada Selasa (12/7/2016) untuk mengumpulkan paket stimulus fiskal tanpa menyebutkan potensi nilai belanja.

Seorang sumber dari partai berkuasa seperti dikutip dari Reuters, sebelum jajak pendapat di parlemen Jepang, mengatakan bahwa pemerintah sudah siap untuk membelanjakan lebih dari 10 triliun yen.

Hal lain yang akan menjadi fokus di minggu-minggu ke depan adalah kemungkinan Bank of Japan memperluas stimulus moneter dalam pertemuan yang akan membahas kebijakan di akhir Juli.

“Terjadi pembelian yen secara berlebihan,” kata Shinsuke Sato, Kepala FX trading Group Sumitomo Mitsui Baking Corporation seperti dikutip Reuters, Selasa (12/7/2016).

Dia menambahkan adanya potensi penguatan dolar akan berlanjut jika data ekonomi AS dan komentar dari pejabat Federal Reserve mendukung penaikan tingkat bunga The Fed pada September nanti.

Sementara itu data pekerja AS terlihat lebih kuat dibandingkan prediksi, suku bunga berjangka negeri Paman Sam itu menunjukkan bahwa banyak pelaku pasar yang ragu kalau The Fed akan menaikkan suku bunga tahun ini setelah guncangan akibat menangnya opsi Brexit dalam Referendum Inggris Juni 2016.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper