Kabar24.com,JAKARTA— Jumlah anak yang putus bersekolah menigkat, sementara pernikahan usia anak tetap tinggi dalam beberapa dekade terkahir dan jutaan anak-anak akan meninggal pada 2030 jika kemisknan global tidak diatasi.
UNICEF dalam sebuha laporan yang diterbitkan pada Selasa (28/6/2016) menyebutkan sebagian besar kematian anak tersebut sebenarnya bisa dicegahh
Anak yang lahir di keluarga miskin berpotensi dua kali lebih besar menghadapi kematian sebelum usia lima tahun dibandingkan dengan anak-anak yang lahir di keluarga kaya. Selain itu, anak perempuan dari keluarga miskin juga berpotensi menghadapi pernikahan di usia dini.
“Beberapa tantangan yang saat ini dihadapi seperti pengungsi dan imigran memiliki keterkaitan dengan kesenjangan dan kemiskinan,” kata Justin Forsyth, Deputy Executive Director Undine seperti dikutip dari Reuters, Selasa (28/6/2016).
Dia mengatakan mempersempit kesenjangan tersebut akan berdampak baik bagi anak-anak. Hal ini juga akan membantu menghentikan krisis di masa depan.
Laporan tersebut menyerukan usaha lebih kuat guna mengedukasi anak-anak di dunia. Disebutkan pula jenjang pendidikan anak yang ditempuh setiap tahunnya berkontribusi dalam meningkatkan pendapatannya sebesar 10% ketika dewasa nanti.
Laporan itu juga menyebutkan setiap tahun ajaran yang diselesaikan anak-anak membantu mengurangi angka kemiskinan suatu negara sebesar 9%.
“Anak-anak yang dilahirklan oleh seorang ibu terpelajar memiliki potensi 3 kali lebih besar untuk bertahan hidup dan bersekolah serta menunda pernikahan dan kehamilan,” seperti dikutip dari laporan yang berjudul Stat of The World’s Children itu.
Laporan tersebut juga menyebutkan sekitar 15 juta anak perempuan menikah di usia dini setiap tahun. Angka ini sama dengan pernikahan anak perempuan usia dini paada 1990.
Jika tidak ditangani, sekitar 69 juta anak akan meninggal sebelum usia 5 tahun pada 2030 dan kebanyakan dari kematian tersebut seharusnya bisa dicegah. Sekitar separuh dari angka kematian itu akan berada di negara Afrika.