Kabar24.com, MEDAN--Provinsi Sumatra Utara tercatat sebagai daerah yang memiliki ketimpangan yang kian meningkat. Sebab pusat aktivitas perekonomian Sumut dominan hanya berada di kawasan pantai timur.
Berdasarkan Kajian Ekonomi Regional (KER) Bank Indonesia mencatatkan pergerakan perekonomina di daerah pantai timur mencapai 77% dari produk domestik regional bruto (PDRB) Sumut.
Hal itu sebabkan kaarena daya tarik perbankan ke pantai timur lebih tinggi dibanding pantai barat maupun kepulauan Nias.
"Penyaluran kredit perbankan di pantai timur mencapai 87,5% dari total kredit," tulis Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia SUmut Difi A. Johansyah di KER, Sabtu (18/6/2016).
Sementara itu, Indeks williamson pada 2010, 2011 dan 2012 masing-masing mencapai 0,51, 0,63 dan 0,65. Adapun Sumut tercatat sebagai provinsi dengan skala perekonomian terbesar keenam di Indonesia yang pada dasarnya hanya bertumpu pada beberapa kota/kabupaten saja.
Meskipun demikian, BI menilai hal itu tidak selalu menjadi kondisi menakutkan. Seiring dengan berkembangnya aktivitas ekonomi, ketidakmerataan spasial akan meningkat.
Adapun langkah yang sedang gencar dilakukan oleh pemerintah yakni penyempurnaan infrastruktur transportasi serta penciptaan pusat pertumbuhan ekonomi baru. Kendala yang dihadapi adalah infrastruktur perhubungan yang relatif terbatas di tengah potensi pengembangan masih cukup luas.
BI menilai kondisi tersebut dapat diperbaiki apabila perekonomian dapat terus tumbuh hingga berada di fase mature sehingga ketidakmerataan regional akan berkurang (Kuznet Curve).
Keterbukaan perdagangan, infrastruktur transportasi dan komunikasi, serta distribusi kekuatan politik dan fiskal memiliki peranan yang cukup signifikan dalam mengurangi ketimpangan antara daerah.