Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Barack Obama 'Kekeuh' Bertemu Dalai Lama Meski China Berang

Presiden Amerika Barack Obama bertemu dengan pemimpin spiritual dari Tibet, Dalai Lama, di Gedung putih pada Rabu (15/6/2016) kendati mendapat peringatan dari China yang menyebutkan bahwa hal ini bisa memperburuk hubungan diplomatik kedua negara.
Barack Obama/Reuters
Barack Obama/Reuters

Bisnis.com,JAKARTA— Presiden Amerika Barack Obama bertemu dengan pemimpin spiritual dari Tibet, Dalai Lama, di Gedung putih pada Rabu (15/6/2016) kendati mendapat peringatan dari China yang menyebutkan bahwa hal ini bisa memperburuk hubungan diplomatik kedua negara.

Pertemuan berlangsung ditengah keruhnya hubungan Amerika dan China akibat sengketa teritorial di Asia Timur.Ini merupakan pertemuan keempat antara Obama dan Dalai Lama di dedung putih.

Juru bicara gedung putih Josh Earnest mengatakan bahwa Obama mengucapkan terima kasih kepada Dalai Lama atas ungkapan duka citanya terhadap korban penembakan massal yang terjadi pada Minggu (12/6/2016) di klub malam para gay di Orlando, Florida.

Earnest menambahkan Obama pernah mengatakan bahwa dia mengapresiasi ajaran dan keyakinan Dalai Lama dalam melestarikan tradisi keagamaan, budaya, dan bahasa yang unik di Tibet. Namun, di saat yang sama Amerika masih tetap menganggap Tibet sebagai bagian dari Cina.

Dalam sebuah wawancara dengan Fox News pada Rabu (15/6/2016) Dalai Lama menyebutkan bahwa dia dan Obama membicarakan mengenai kondisi di Tibet.

Dia membantah sedang berusaha memerdekakan Tibet dan menambahakan bahwa menjadi bagian dari China adalah suatu hal yang penting bagi Tibet selama diberikan hak penuh untuk menjaga pelestarian budaya sendiri atau pengetahuan akan Buddha, filsafat Buddha, dan lain-lain.

Dia juga menekankan bahwa Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa Buddha merupakan bagian penting dari kebudayaan China.

 “Ini merupakan hal yang baru bagi seorang pemimpin dari negara komunis, seprti yang anda lihat, menyebutkan beberapa hal positif mengenai pemimpin agama Buddha, luar biasa,” katanya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (16/6/2016).

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri China mengatakan telah mengajukan pertanyaan diplomatik kepada Amerika Serikat terkait pertemuan yang sudah direncanakan tersebut dan mengatakan hal tersebut akan mempengaruhi hubungan dengan Amerika.

China menganggap Dalai Lama sebagai separatis berbahaya dan juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lu Kang mengatakan pertemuan tersebut akan mendorong  kekuatan separatis.

Dia mendesak Amerika mematuhi janji untuk mengakui Tibet adalah bagian dari China dan menghentikan dukungan untuk kemerdekaan Tibet.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper