Bisnis.com, LONDON - Media sosial belakangan menjadi sumber berita utama di kalangan netizen dengan semakin seringnya mereka mengakses internet melalui ponsel pintar mereka.
Layanan berita gratis ini pun menjadi tantangan bagi perusahaan pemberitaan yang menghasilkan berita jauh lebih berkualitas.
Seperti dikutip dari Reuters Institute for the Study of Journalism, lebih dari separuh pengguna online mendapatkan berita dari Facebook serta sosial media lain dan menolak untuk mengakses berita berbayar yang menjadi ancaman bagi pendapatan media.
“Banyak orang di negara-negara Asia dan Afrika menggunakan ponsel untuk mengakses berita online dan di wilayah tersebut media sosial bahkan lebih diutamakan sebagai sumber berita,” kata Rasmus Kleis Nielsen, Direktur Nielsen Reuters Institute seperti dikutip dari Reuters, Rabu (15/6/2016)..
Facebook memainkan peran sangat penting dalam distribusi berita online. Sebanyak 44% orang menggunakan Facebook sebagai sumber berita, 19% menggunakan YouTube dan 10% lainnya menggunakan Twitter.
Nielsen mengatakan di negara berkembang, di mana akses untuk mendapatkan berita yang independen dan terpercaya sangat terbatas kebanyakan orang yang percaya pada media sosial.
Untuk pertama kalinya media sosial telah mengambil alih televisi sebagai sumber utama berita bagi penduduk berusia 18-24 tahun. Sejumlah 28% memilih sosial media sebagai sumber berita dibandingkan 24% yang mengatakan mereka menonton berita di televisi.
Berdasarkan studi tersebut, lebih dari separuh responden menggunakan ponsel pintar untuk mengakses berita dengan presentasi tertinggi di Swedia (69%), Korea (66%), dan Swiss (61%).
Sementara itu di Inggris dan Amerika, untuk pertama kalinya penggunaan ponsel pintar mengambil alih penggunaan komputer dan laptop untuk mengakses berita.
Kendati berita gratis yang disebarkan melalui media sosial memberi kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak pembaca hal ini juga mempersulit media profesional.
“Hal ini terjadi karena kita. Kita lebih memilih berita dalam format digital karena lebih nyaman tetapi segala sesuatu ada harganya. Jurnalisme professional membutuhkan dana,” katanya.
Survei dilakukan secara online di 26 negara di Eropa, Asia, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.