Kabar24.com, MALANG - Mahasiswa S1 Teknobiomedik Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (Unair) berhasil membuat bahan pengganti massa tulang yang hilang, karena pengangkatan massa tulang atau bahkan amputasi dalam operasi pada kasus penderita kanker tulang dari ekstrak daun sirsak (annona muricata).
Ketua Tim PKMPE (Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta) Unair, Andini Isfandiary, mengatakan dirinya dan empat temannya melakukan inovasi untuk mencari alternatif solusi atas permasalahan penyakit kanker.
Kanker tulang adalah salah satu jenis kanker yang menyerang bagian tulang manusia, penyakit ini tidak dapat diketahui secara langsung, karena gejalanya yang hampir sama dengan nyeri.
“Penanganan yang terlalu dari penyakit ini berakibat fatal, yakni pengangkatan massa tulang bahkan amputasi,” ujarnya, Selasa (14/6/2016).
Andini, Imroatus Sholikhah, Rhisma Dwi Laksana, Yukiko Irliyani, Ahmad Nurianto, mahasiswa FST Unair berhasil membuat bahan pengganti massa tulang yang hilang untuk kasus penderita kanker tulang.
Dibawah bimbingan dosen Djoni Izak Rudyardjo.,M.Si., mereka melaporkan PKM-PE ini dengan judul “Pemanfaatan Ekstraksi Daun Sirsak (annona muricata) sebagai Coating pada Biokomposit Nano Hidroksiapatit dan Magnesium Oksida (MgO) untuk Aplikasi Bone Filler pada Kasus Kanker Tulang (osteosarchoma).”
Penelitian tersebut memperoleh biaya dari Dirjen Dikti Kemenristekdikti dalam PKM 2016.
Menurut Andini, sebenarnya tidak hanya untuk mengisi tulang yang hilang akibat kanker, namun sebagai pengganti tulang atau bone filler ini juga memiliki sifat anti-kanker, yang diharapkan mampu menghentikan pertumbuhan sel kanker.
Antikanker
Sifat anti-kanker ini didapat dari ekstrak daun sirsak, kemudian digunakan untuk melapisi bone filler tersebut.
Dia menyebut, bahwa penelitiannya ini mampu memberikan hasil yang cukup baik, kandidat bone filler dengan ekstrak daun sirsak dapat membantu menyembuhkan pasien kanker tulang.
”Kami berlima ingin memberikan harapan dan senyuman kepada penderita kanker tulang, karena tidak ada yang mustahil di dunia ini. Jika tulang mereka harus diangkat karena terkena kanker, maka mudah-mudahan kami bisa membantu mereka dengan inovasi ini,” tutur Andini.
Imroatus Sholikhah menambahkan, seluruh peneliti di Indonesia harus memiliki semangat juang yang tinggi, demi terciptanya Indonesia yang mandiri.