Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah mengaku sangat terbuka terhadap saran dan pemikiran yang disampaikan pihak di luar pemerintahan, termasuk mantan pimpinan negara demi memperoleh solusi mengatasi permasalahan negara.
Hal itu disampaikan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menghadiri acara buka puasa bersama sekaligus reuni pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu di kediaman mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor.
“Pengalaman kita semua, khususnya pengalaman Pak SBY selama 10 tahun tentu merupakan suatu modal yang kuat dan baik untuk diberikan kepada kita semua,”ujarnya dalam pidato menjelang adzan Magrib, Senin(13/6/2016).
Menurut dia, situasi negara banyak berubah dan mengalami persoalan tak ringan, tak terkecuali perekonomian nasional. Guncangan ekonomi global di Amerika Serikat, China, dan Eropa bisa menjadi beban berat bagi negara lain, termasuk menjadi penyebab terjadinya masalah ekonomi di Indonesia.
Namun, sambungnya, dengan kekuatan bangsa, kekayaan sumber daya alam dan manusia, serta kebersamaan, maka persoalan tersebut tentu bisa diatasi. Sumbangan pemikiran dari pihak-pihak yang telah berpengalaman dianggap akan memberi solusi yang baik untuk mengatasi persoalan bangsa.
Dalam pertemuan tersebut, Kalla juga bernostalgia mengungkapkan peristiwa yang terjadi 12 tahun lalu ketika dirinya dan SBY memimpin negara dalam pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid 1.
“Tak terasa 12 tahun lalu, sejak pertama kali saya menginjak tempat ini kemudian kita sama-sama menguji teman-teman ini [para menteri KIB], ya kan pak? Melakukan tes,”tuturnya sembari mencoba mengingat.
Dia mengungkapkan rasa syukur karena telah mengalami masa perjuangan bersama secara baik. Dalam kesempatan tersebut, Kalla sempat bergurau jika dirinya dan SBY secara bergantian merasakan tidur yang tak nyenyak karena harus mengurusi negara.
“Kalau sekarang ini saya lanjut lagi setelah istirahat lima tahun menikmati hidup. Sekarang tidurnya kurang nyenyak, kalau dulu nyenyak. Saya kira pasti pak SBY lebih nyenyak tidurnya,”guraunya.