Kabar24.com, JAKARTA - Anggota DPRD DKI Jakarta Bestari Barus mengaku tak tahu menahu soal dugaan aliran dana senilai Rp5 miliar ke Ketua Balegda DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik.
Bestari mengatakan, pemeriksaanya kali ini tak jauh berbeda dengan pemeriksaan sebelumnya.
"Ga ada yang itu, saya ga tahu," kata politisi Nasdem tersebut, Selasa (7/6/2016).
Dia memaparkan, penyidik mencecarnya dengan 10 pertanyaan. Semua pertanyaan masih berkutat seputar pembahasan raperda.
"Jadi cuma konsistensi jawaban-jawaban pemeriksaan kemarin," imbuhnya.
Nama Bestari sebelumnya dikabarkan ikut menerima pemberian dari pengembang terkait pembahasan raperda Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta raperda Tata Ruang Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta.
Bahkan, Bestari juga dikabarkan menerima mobil jenis Alphard dari pengembang terkait proyek tersebut. Dia pun segera menepis kabar tersebut.
"Ga ada," ungkapnya.
Kasus suap itu mencuat setelah KPK menangkap tangan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi. Saat itu dia ditangkap bersama dengan sopirnya yang bernama Gery di pusat perbelanjaan Kawasan Jakarta Selatan. Dalam operasi tersebut KPK berhasil mengamankan uang senilai Rp1 miliar dan Rp140 juta.
Mohamad Sanusi menerima uang dari Bos Agung Podomoro Land sebanyak dua kali. Suap pertama diberikan pada tanggal 28 Maret 2016 lalu senilai Rp1 miliar rupiah. Uang Rp140 juta yang disita pada operasi tersebut merupakan sida dari pemberian suap pertama.
Adapun KPK telah menetapkan tiga tersangka terkait kasus dugaan suap reklamasi teluk Jakarta. Ketiga tersangka tersebut yakni Ariesman Widjaja Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Tbk., Trinanda Prihantoro, dan Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi.