Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumberdaya Rizal Ramli menegaskan bahwa perairan Danau Toba di Sumatra Utara, harus bersih dari keramba ikan sebelum kunjungan Presiden Joko Widodo ke kawasan wisata unggulan Indonesia itu pada Desember 2016.
"Saat ini banyak keramba ikan di Danau Toba, baik milik perusahaan maupun milik rakyat. Setiap hari ratusan ton pakan ikan yang tidak termakan mengotori dan membuat air Danau Toba menjadi bau," katanya pada acara "Malam Budaya Menyongsong Badan Otorita Danau Toba" di Jakarta, Rabu (25/5/2016) malam.
Bagi masyarakat nelayan setempat, katanya, akan dikembangkan teknologi budi daya dan penangkapan ikan yang ramah lingkungan dan tidak mengotori danau.
Pembersihan Danau Toba dari keramba ikan merupakan yang pertama dari sembilan langkah dalam mewujudkan Badan Otorita Danau Toba, sebagai upaya pengembangan pariwisata Danau Toba secara menyeluruh menjadi salah satu destinasi wisata andalan Indonesia di masa depan.
Beberapa langkah lain di antaranya perbaikan dan pembangunan infrastruktur jalan dan bandar udara.
Dikatakan Menteri, keindahan panorama Danau Toba dikotori oleh banyaknya keramba ikan, dan yang lebih parah lagi sisa pakan ikan yang mengotori danau membuat wisatawan tak berkenan untuk berenang di danau.
Menjadi ironis, katanya, di satu sisi wisatawan ingin menikmati keindahan dan keheningan danau hasil letusan gunung super vulkanik sekitar 70.000 tahun lalu itu, tapi di sisi lain air yang kotor dan bau membuat wisatawan enggan merasakan kesejukan air danau.
"Keramba ikan harus bersih sebelum kunjungan Bapak Presiden Joko Widodo ke Danau Toba, Desember tahun ini," kata Rizal Ramli pada acara yang dihadiri tokoh-tokoh masyarakat Batak, antara lain Cosmas Batubara, Akbar Tandjung, dan Cornel Simbolon serta tujuh bupati dari tujuh kabupaten yang berada di sekitar Danau Toba serta Tengku Erry Nuradi yang dilantik Presiden Joko Widodo, Rabu siang, menjadi Gubernur Sumatera Utara definitif dari sebelumnya pelaksana tugas gubernur.
Saat ini ada beberapa perusahaan yang mengusahakan pembesaran ikan di Danau Toba, di antaranya perusahaan Aquafarm Nusantara di perairan di sekitar Desa Hutaginjang. Keramba perusahaan asing asal Swiss ini dapat dilihat di sebelah kiri kalau berlayar dari Parapat menuju Tomok, Samosir.
Aquafarm Nusantara mengelola keramba ikan nila dengan tujuan ekspor ke berbagai negara seperti Jepang. Perusahaan ini sudah beroperasi sejak puluhan tahun yang lalu, namun masyarakat sekitar mengeluhkan ketidaksediaan perusahaan untuk menyediakan air bersih.
Sementara itu, keramba ikan milik rakyat banyak ditemukan di sekitar Haranggaol, yang baru-baru ini pernah mengalami ikan mati ratusan ton karena kekurangan oksigen.
Pada malam itu, tujuh bupati atau yang mewakili menandatangani kesepakatan untuk mendukung pembentukan Badan otorita Danau Toba, dimana para bupati itu merelakan sebagian kewenangannya kepada Badan Otorita.
Menko Kemaritiman menjelaskan, saat ini penyusunan Perpres Badan Otorita Danau Toba dalam tahap penyelesaian, dan diharapkan dalam waktu segera dapat diselesaikan, sehingga badan dapat bekerja.
Saat ini ada beberapa perusahaan yang mengusahakan pembesaran ikan di Danau Toba, di antaranya perusahaan Aquafarm Nusantara di perairan di sekitar Desa Hutaginjang. Keramba perusahaan asing asal Swiss ini dapat dilihat di sebelah kiri kalau berlayar dari Parapat menuju Tomok, Samosir.
Aquafarm Nusantara mengelola keramba ikan nila dengan tujuan ekspor ke berbagai negara seperti Jepang. Perusahaan ini sudah beroperasi sejak puluhan tahun yang lalu, namun masyarakat sekitar mengeluhkan ketidaksediaan perusahaan untuk menyediakan air bersih.
Jokowi Ingin ke Danau Toba, Pejabat Ini Perintahkan "Gusur" Keramba Nelayan
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumberdaya Rizal Ramli menegaskan bahwa perairan Danau Toba di Sumatera Utara, harus bersih dari keramba ikan sebelum kunjungan Presiden Joko Widodo ke kawasan wisata unggulan Indonesia itu pada Desember 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium