Bisnis.com, DENPASAR—Pulau Nusa Lembongan kini resmi dilengkapi dengan fasilitas mesin pengolahan air laut Sea Water Reserve Osmosis yang berfungsi mengkonversi air laut menjadi air tawar melalui proses desalinasi.
Mesin senilai Rp20 miliar yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tersebut, saat ini dalam proses uji coba dan rencananya akan diserahkan ke Pemkab Klungkung paling lambat Juni 2016.
Keberadaan mesin yang memiliki kapasitas 5 liter per detik itu diyakini dapat mengatasi krisis air yang sering melanda kawasan Nusa Penida.
"Selama ini warga di Nusa Lembongan memanfaatkan air yang berasal dari sumur bor, tetapi rasa airnya asin," jelas Asisten II Setda Klungkung Ketut Suayadnya, Sabtu (7/5/2016).
Dia menjelaskan desalinasi merupakan proses pemisahan kandungan garam terlarut dari larutan garam pada level tertentu sesuai dengan baku mutu air yang ingin dicapai. Salah satu teknologi yang banyak diterapkan dalam desalinasi ini adalah proses pemisahan dengan membran yang dikenal reverse osmosis (RO).
Menurutnya, mesin tersebut telah diuji coba di Dusun Ceningan Kawan, Nusa Lembongan selama dua hari penuh pada 22-24 April 2016 dengan tenaga listrik. Kapasitas mesin ini dapat mengaliri 1.300 sambungan rumah (SR), baik di Ceningan hingga ke Jungut Batu, Nusa Lembongan. Namun, untuk uji coba baru dilakukan terhadap 200 SR di wilayah Ceningan dan sekitarnya.
Nantinya, pengelolaan mesin tersebut akan ditangani PDAM Klungkung. Lebih lanjut Suayadnya menambahkan, proses pengolahan air laut dilaksanakan dengan menggali lubang di areal lahan milik pemerintah, di dekat pantai dusun Ceningan. Kedalamannya mencapai 50 meter yang diangkat dengan pipa 6 dim. Setelah air, laut itu naik, akan kembali disaring dengan berbagai proses (reverse osmosis) hingga kandungan garam itu benar-bernar hilang.
"Bakteri terkecil sejenis mikroba pun akan lenyap, itu sudah diuji oleh ahlinya," katanya.
Rencananya, air hasil pengolahan mesin ituakan dijual kisaran Rp45.000 per meter kubik jika digerakkan lewat tenaga listrik, sedangkan kalau digerakkan dengan tenaga solar atau genset jatuhya Rp 65.000 per meter kubik. Berdasarkan informasi, selama ini warga kerap membeli air minum 1,1 meter kubik seharga Rp110.000.