Kabar24.com, JAKARTA - Sejumlah lokasi penyimpanan uang kelompok milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang menampung sedikitnya US$800 juta atau Rp10 triliun, musnah akibat rangkaian serangan udara Amerika Serikat.
Mayor Jenderal Peter Gersten, yang menjabat deputi komandan operasi militer dan intelijen pasukan koalisi melawan ISIS, mengaku telah terjadi setidaknya 20 serangan udara terhadap tempat penyimpanan uang kelompok tersebut.
Salah satu serangan, menurut Gersten, menghancurkan sebuah rumah di Mosul, Irak, yang menyimpan uang sekitar US$150 juta.
Gersten mengatakan pihaknya menerima informasi yang mengindikasikan ruangan tempat uang disimpan. Ruangan itu kemudian dibom dari udara.
Secara keseluruhan, dia memperkirakan jumlah uang yang musnah mencapai US$500 juta hingga US$800 juta.
Dia tidak menyebutkan secara spesifik bagaimana AS mengetahui berapa jumlah uang yang telah dihancurkan sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Rabu (27/4/2016).
Pemusnahan uang itu, diklaim Gersten berdampak pada peningkatan pembelotan hingga 90% dan anjloknya angka perekrutan anggota baru.
Departemen Keuangan AS pada 2014 melaporkan bahwa ISIS merupakan kelompok teroris dengan sumber pendanaan paling besar.
Jumlah kekayaan kelompok itu tidak diketahui secara persis, namun setelah merampas sejumlah ladang minyak dan menerapkan pajak, anggaran ISIS diperkirakan mencapai US$2 miliar dan surplus US$250 juta tahun lalu.
Akan tetapi, selama beberapa bulan terakhir, ladang-ladang minyak ISIS menjadi target pasukan koalisi pimpinan AS dan kelompok itu kehilangan beberapa daerah kekuasaan.
Jumlah orang yang datang untuk bertempur demi ISIS pun telah menurun, kata Gersten, menjadi hanya sekitar 200 orang per bulan, jauh dari 1.500 hingga 2.000 orang per bulan pada 2014.