Kabar24.com, JENEWA - Utusan khusus PBB untuk Suriah pada Jumat (22/4/2016) menyerukan pertemuan darurat menteri negara besar dan kawasan untuk mempertahankan gencatan senjata rentan di Suriah serta perundingan perdamaian bermasalah dan upaya bantuan kemanusiaan.
"Kita perlu ISSG baru tingkat menteri," kata Utusan khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, mengacu pada Kelompok Dukungan Suriah Antarbangsa, yang meliputi Amerika Serikat, Rusia, Eropa Bersatu, Iran, Turki dan negara Arab.
De Mistura membandingkan pembicaraan mandek tentang masa depan Suriah, perjanjian tidak tuntas gencatan senjata dan masih terbatas pengiriman bantuan kemanusiaan ke tiga wilayah.
"Tingkat bahaya bagi meja berkaki tiga -dan meja tiga kaki selalu rapuh- berarti bantuan sangat diperlukan. Ketika salah satu dari mereka dalam kesulitan, kita bisa berhasil. Ketika ketiganya mengalami kesulitan, saatnya memanggil ISSG," kata de Mistura. Dia tidak memberikan tanggal atau tempat untuk ISSG tingkat tinggi itu.
Utusan itu menyatakan berencana melanjutkan pembicaraan perdamaia pada pekan depan, mungkin hingga Rabu, meskipun terjadi kecenderungan mengkhawatirkan di lapangan, dengan menambahkan bahwa dia akan mencari kejelasan dari perunding pemerintah tentang tafsir peralihan politik.
Pemerintah, yang mengatakan masa depan Presiden Bashar al-Assad tidak untuk dibahas di Jenewa, menyatakan peralihan politik akan datang dalam bentuk pemerintah persatuan bangsa, termasuk pejabat saat ini, lawan dan tokoh mandiri. "Apakah itu akan menjadi hiasan, akan menjadi nyata, dan jika nyata, apakan artinya bagi lawan dan sebagainya?" katanya.
Perunding lawan menolak setiap usulan mempertahankan Assad berkuasa. Mereka juga menuduh pemerintah melanggar perjanjian penghentian permusuhan pada Februari, menunjuk pada serangan udara di wilayah kekuasaan pemberontak, yang membunuh puluhan orang pada pekan ini.
Pemerintah menyatakan petempur pemberontak melanggar gencatan senjata dengan bergabung dengan pemberontak lain, yang tidak tercakup dalam kesepakatan itu, dalam serangan terhadap tentara dan milisi sekutunya di utara.
Lawan utama, Panitia Tinggi Perundingan (HNC), meninggalkan pembicaraan perdamaian, menentang peningkatan pertempuran dan kelambatan pengiriman bantuan, hanya menyisakan beberapa perwakilan untuk sidang teknik tidak resmi dengan kelompok de Mistura.