Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPP Kubu Romi: Tak Masalah Djan Farid Lapor Ke Polisi

Anggota Komisi III DPR Arsul Sani mengatakan tidak mempermasalahkan laporan Djan Faridz ke pihak kepolisian yang menganggap penyelenggaraan muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Pondik Gede ilegal.
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Sekjen PPP Romahurmuziy (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Majelis Syariah PPP KH Maimun Zubair (kiri) ketika menghadiri acara Pembukaan Muktamar VIII PPP Tahun 2016 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (8/4). /Antara
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Sekjen PPP Romahurmuziy (kanan) berjabat tangan dengan Ketua Majelis Syariah PPP KH Maimun Zubair (kiri) ketika menghadiri acara Pembukaan Muktamar VIII PPP Tahun 2016 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (8/4). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA—Anggota Komisi III DPR Arsul Sani mengatakan tidak mempermasalahkan laporan Djan Faridz ke pihak kepolisian yang menganggap penyelenggaraan muktamar Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Pondok Gede ilegal.

Menurut politisi dari kubu Ketua Umum PPP Romy Romahurmuziy (Romi) itu, pihaknya siap untuk menghadapi laporan itu. Sebelumnya Ketua Umum PPP hasil muktamar Jakarta, Djan Faridz  mengatakan Romi telah melakukan muktamar dengan memalsukan nama PPP. Dia bersama pendukungnya tidak menghadiri muktamar itu meski sudah diundang.

"Mengapa  palsu? yang menyelenggarakan muktamar itu adalah DPP PPP hasil muktamar Bandung yang memiliki legalitas surat keputusan Menkumham,” ujarnya. Selain itu muktamar tersebut adalah atas permintaan pemerintah sebagaimana tertulis dalam SK Menkumham yang meminta muktamar dilakukan bersifat rekonsiliatif, partisipatif dan adil," kata anggota Komisi III DPR itu di kompleks Parlemen, Senin (11/4/2016).

Arsul juga menyatakan bahwa proses hukum yang sedang berjalan di Mahkamah Agung terkait konflik kedua kubu, merupakan perkara perdata, bukan perkara pidana.

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah menggelar Muktamar VIII yang berlangsung di Asrama Haji, Pondok Gede, dan Romi terpilih jadi ketua umum. Muktamar tersebut mendapat dukungan dari pemerintah setelah pembukaannya dihadiri oleh Presiden Jokowi dan ditutup oleh Wapres Jusuf Kalla.

Terkait soal dukungan kepada pemerintah, Arsul menyatakan sejak dari awal PPP memang mendukung pemerintah. Hal itu dibuktikan dengan dipilihnya Menteri Agama Lukman Hakim Saefuddien dan sejumlah kader lainnya di posisi Duta Besar.

Secara terpisah Djan Faridz mengatakan jika Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) sampai mengeluarkan surat keputusan (SK) pengesahan kepengurusan hasil muktamar VIII, maka dunia hukum di Indonesia akan tercoreng. Mantan Menteri Perumahan Rakyat itu mengaku tidak akan pernah bergabung dengan kubu Romi karena Muktamar VIII ilegal.

Djan mengatakan pihaknya tidak akan menggugat hasil Muktamar VIII yang digelar selama 3 hari itu karena muktamar itu batal demi hukum mengingat sudah ada putusan MA.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fatkhul Maskur

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper