Bisnis.com, WASHINGTON—Citra satelit terbaru menunjukkan aktifitas mencurigakan di situs nuklir utama Korea Utara di Yongbyon yang kemungkinan berarti sebuah proses produksi plutonium untuk bom atom sedang berlangsung.
Sebuah situs web khusus tentang Korea Utara di AS, 38 North melaporkan dalam 5 pekan belakangan, dua atau tiga kali gumpalan gas buang terdeteksi di parbik termal di Laboratorium Radiokimia Yongbyon.
“Jarang sekali terlihat adanya gas buang di sana bahkan selama musim dingin terkahir tidak satupun citra satelit yang menunjukkan aktifitas gas buang,” sebuah laporan yang diterbitkan sebuah institut penelitian Amerika Serikat melaporkan seperti dikutip Reuters, Selasa (5/4/2016).
Gumpalan tersebut menunjukkan adanya aktifitas pemanasan dalam gedung yang mungkin mengindikasikan adanya aktifitas signifikan yang sedang berlangsung atau akan berlangsung dalam waktu dekat.
“Aktifitas itu bisa jadi, berarti adanya pemrosesan plutonium yang sedang berlangsung atau akan berlangsung, masih belum jelas,” katanya.
Namun, laporan itu mencatat dalam kesaksian kongres pada 9 Februari, Direktur US National Inteligence James Clapper, mengatakan Korea Utara bisa kembali menghasilkan plutonium menggunakan bahan bakar yang telah digunakan “dalam hitungan beberpa minggu hingga beberapa bulan.
Perolehan lebih banyak plutonium oleh Korea Utara akan menjadi perhatian anggota Dewan Keamanan PBB, termasuk sekutu utama negara tersebut, China.
Baru-baru ini, Dewan keamanan setuju untuk menjatuhkan sanksi keras terhadap Korea Utara paska uji coba nuklir keempat yang dilakukan pada 6 Januari, serta peluncuran roket jarak jauh sebulan setelahnya.
Pada konferensi keselamatan penggunaan nuklir di Washington, Presiden AS Barack Obama, Presiden Korea Selatan Pakr Geun-hye, dan Perdana Menteri Jepang Shnzo Abe bersumpah untuk meningkatkan tekanan atas Korea Utara sebagai respon atas aktifitas nuklir dan uji coba misil terbaru yang dilakukan negara tetangga Korea Selatan tersebut.