BRAZZAVILLE, KONGO— Baku tembak antara Polisi dan kelompok bersenjata tak dikenal pecah di ibukota Kongo, Brazzaville. Ini merupakan kekerasan pertama yang terjadi setelah Presiden Denis Sassou Nguesso kembali memenangkan pemilihan yang berlangsung bulan lalu.
Pendukung oposisi muda meneriakkan “Sassou, pergi!” sembari mendirikan barikade di dekat bundaran utama di lingkungan wilayah selatan Brazzaville's Makelekele dan membakar kantor walikota setempat juga kantor polisi.
"Baku tembak tersebut terjadi di wilayah sekitar Makelekele dan Bacongo pada pukul 03.00 dinihari waktu setempat dan berlangsung hingga pukul 06.00 pagi. Baku tembak kemudian berlanjut pada pukul 08.00 pagi ketika helikopter militer melakukan patroli di wilayah selatan Brazzaville, "ujar seorang saksi seperti dikutip dari Reuters, Senin (4/4/2016).
Sassou Nguesso telah memerintah negara produsen minyak di Afrika Tengan tersebut selama 32 tahun dalam 37 tahun terakhir. Dia memenangkan pemilihan ulang pada 20 Maret setelah mendorong perubahan konstitusi dalam referrendum Oktober untuk menghapuskan batasan usia dan ketentuan yang mengganjalnya untuk ikut dalam pemilihan kembali.
Kandidat dari partai oposisi menyebutkan pemilihan tersebut merupakan penipuan dan menyerukan kampanye untuk membangkitkan pembangkangan sipil. Pekan lalu terjadi mogok umum di Brazzville. Namun, aksi itu tidak digubris oleh daerah di bagian utara ibukota yang merupakan lumbung suara Sassou Nguesso
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengklaim menerima banyak laporan penyimpangan setelah pemungutan suara tersebut dilangsungkan. Pihaknya juga mengkritik keputusan pemerintah yang memutus semua saluran telekomunikasi selama pemungutan suara berlangsung.
Sedikitnya 18 orang tewas oleh pasukan keamanan dalam demonstarsi menjelang Referendum Oktober.