Kabar24.com, JAKARTA - Setelah menggelar perundingan resmi di Havana, baik Presiden Amerika Serikat Barack Obama maupun pemimpin Kuba Raul Castro mengatakan kedua negara masih mempunyai banyak perbedaan.
Presiden Castro menyatakan menentang apa yang disebutnya sebagai blokade ekonomi jangka panjang yang diterapkan terhadap negaranya.
Sedangkan Presiden Obama mengatakan pihaknya melihat kemajuan yang dicapai pemerintah Kuba di sektor kesehatan dan pendidikan.
Akan tetapi dia menekankan bahwa Amerika Serikat akan tetap menyuarakan demokrasi di Kuba.
Pernyataan-pernyataan tersebut dikeluarkan setelah Obama dan Castro menggelar perundingan di Havana, Senin waktu setempat sebagaimana dikutip BBC.co.uk, Selasa (22/3/2016).
Dalam salah satu lawatan bersejarah selama menjabat sebagai Presiden AS, Obama mendarat di Kuba pada hari Minggu.
Kunjungan Obama tercatat sebagai lawatan presiden pertama AS dalam kurun 88 tahun terakhir.
Pemerintah Kuba menyatakan siap membahas segala persoalan dalam kunjungan bersejarah ini, termasuk hak asasi manusia dan demokrasi.
Namun seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Josefina Vidal mengatakan kedua masalah tersebut tidak akan dinegosiasikan.